TEMPO.CO, Jakarta - PT Batan Teknologi (persero), perusahaan negara di bidang teknologi nuklir, berniat membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) bersama perusahaan milik Bill Gates, TerraPower. Menurut Presiden Direktur Batan Teknologi Yudiutomo Imardjoko, biaya pembangunan reaktor PLTN tersebut sangat mahal.
Sebagai gambaran, kata Yudi, reaktor nuklir yang dibuat Bill Gates menelan dana Rp 150 triliun. Reaktor tersebut bisa menghasilkan listrik hingga 500 megawatt. (Baca: Bangun Pembangkit Nuklir, Batan Gandeng Bill Gates).
Menurut Yudi, biaya investasinya mahal karena banyak fasilitas keselamatan yang harus dibangun. "Tetapi biaya operasionalnya murah. Jika masih berbiaya tinggi, berarti ada yang salah mengoperasikannya," katanya di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rabu, 12 Maret 2014. (Baca: Pembangunan PLTN Terhambat Penyimpanan Limbah ).
Saat ini, Bill Gates tengah getol mendanai para ahli nuklir dunia dalam mendesain reaktor nuklir baru tanpa limbah. Dalam program itu, para ahli nuklir merancang travelling wave reactor (TWR) yang diklaim tidak menghasilkan radiasi dan tidak memerlukan pengisian ulang bahan bakar dalam 60 tahun. Reaktor ini pun mampu menyediakan energi hingga 700 tahun.
Selain awet, listrik yang dihasilkan TWR juga cukup murah. Yudi menghitung harga listrik yang dihasilkan TWR di Indonesia bisa mencapai 3 sen rupiah per kilowatt jam (kWh). Lebih murah dari harga beli listrik PT PLN, yang mencapai 8-10 sen rupiah per kWh dan dijual 7 sen rupiah per kWh. Demi keperluan proyek tersebut, kata Yudi, Bill Gates sedang mencari lokasi untuk membangun prototipe. "Dia ke Indonesia salah satunya untuk survei lokasi pembangunan reaktor," ujarnya. (Baca: Pulau Bangka Dapat Dibangun 10 PLTN).
MARIA YUNIAR
Berita Terpopuler
Siapa Bimo Putranto, Eks Tim Sukses Jokowi
Twitter: Foto dan Video Lebih Banyak Dapat Retweet
Michael Schumacher Tunjukkan Tanda Membaik
Cerita Sopir Derek Temukan Jasad Ade Sara