TEMPO.CO, Bandung - PT Dirgantara Indonesia tengah mempersiapkan varian versi sipil pesawat militer CN235. "Belum dikasih nama," kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso di Bandung, Jumat, 7 Maret 2014. Desain pesawat CN235 sipil itu mulai digarap tahun depan. (baca: Pesawat N219 Mulai Terbang 2016).
Perubahan yang tengah dipersiapkan itu memangkas beberapa fitur pesawat, di antaranya menghilangkan ramp-door atau pintu besar di bagian ekor pesawat untuk menurunkan barang, serta peranti hidrolik. "Kami akan ubah beberapa komponen dan bentuknya sedikit supaya dia secara komersial lebih kompetitif."
Dengan menghilangkan sejumlah fitur itu, kata Budi, tubuh pesawat bisa dibuat lebih besar sehingga mendongkrak kapasitas angkut penumpang dengan tetap mempertahankan bobot pesawat itu. Dengan bentuknya saat ini, CN235 hanya bisa dijejalkan maksimal 42 kursi penumpang, sedangkan nanti kapasitasnya menjadi 50 penumpang.
Dengan modifikasi itu, harga pesawat CN235 versi sipil akan lebih murah dibandingkan versi militernya. Pesawat versi sipil CN235 itu nantinya juga lebih murah. "Kalau yang sekarang lebih boros, kurang kompetitif," kata Budi.
Dia mengatakan pesawat CN235 dirancang untuk memenuhi kebutuhan militer, tapi tak menutup kemungkinan pengembangan varian sipilnya. Sejumlah produsen pesawat juga menggunakan strategi serupa. Budi mencontohkan, pesawat MA60 buatan Cina yang kini digunakan Merpati itu awalnya pesawat militer. (baca: Indonesia Pamer Pesawat CN295 di Malaysia)
AHMAD FIKRI
Terpopuler
Sebelum Tewas, Bos Bitcoin Punya Karier Kinclong
Perkuat Rupiah, BI Gandeng Bank Sentral Korea
Bisnis Autumn Radtke, dari Game hingga Bitcoin