TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan rupiah di level sekarang dinilai sudah mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia. Ekonom PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, menilai pernyataan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo bahwa level rupiah saat ini merupakan cermin fundamental ekonomi adalah benar adanya.
Rupiah akan membentuk ekuilibrium barunya di level 11.600-11.700 per dolar Amerika Serikat (AS). "Karena itu, penguatan rupiah yang terjadi sejak awal tahun 2014 diperkirakan tidak berlanjut lebih tinggi lagi," ujar Lana, Jumat, 28 Februari 2014.
Agus Martowardojo mengatakan rupiah akan menguat, tetapi tidak terlalu jauh. Kendati nilai tukar rupiah mengalami kondisi naik turun (volatilitas), tetapi dapat diukur. "Nilai tukar akan berada di kondisi seperti sekarang ini dengan catatan reformasi struktural diteruskan," kata Agus kemarin. (Baca: Mengapa Rupiah Menguat Paling Tajam Se-Asia?).
Di pasar uang pagi ini, rupiah ditransaksikan di level 11.630 hingga 11.660 per dolar AS. Sebagai mata uang yang paling terdepresiasi di Asia sepanjang 2013, rupiah kini mencatat apresiasi tertinggi di antara mata uang Asia lainnya dengan menguat 4,3 persen year-to-date.
Membaiknya data-data ekonomi dalam negeri seperti neraca perdagangan yang mencapai surplus dua bulan berturut-turut serta menyusutnya defisit neraca berjalan telah mengantarkan rupiah ke kisaran 11.600 per dolar AS. Di sisi lain, menurut Lana, masuknya dana asing ke pasar keuangan sejak awal tahun begitu deras, terutama di obligasi maupun saham. "Per 20 Februari lalu, total dana asing yang masuk ke obligasi bertambah Rp 17,5 triliun dan ke saham US$ 700 juta."
Masuknya dana asing ini kemungkinan masih berlanjut, walaupun belum massif. Hal ini sebagai respons dari membaiknya keyakinan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia. (Baca pula: Dahsyat, Rupiah Capai Posisi Tertinggi Tahun Ini).
PDAT | M. AZHAR
Berita Lain:
Pariwisata Indonesia Unggul di Budaya dan Alam
Pemerintah Akan Cek Daging Impor Halal Australia
AEC 2015, Baru 3 Usaha Pariwisata Penuhi Standar
Bali, Jakarta dan Batam Paling Diminati Wisatawan Asing