TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menggandeng PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) untuk mengembangkan bisnis biofuel terintegrasi. Kerja sama tersebut diawali dengan pelaksanaan studi bersama untuk pengembangan bisnis biofuel.
"Studi ini dilakukan untuk mengkaji nilai keekonomian bisnis biofuel kedua perusahaan," kata Direktur Pengendalian Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina, Afdal Bahaudin, dalam keterangan resmi, Selasa, 4 Februari 2014. (Baca juga: Target Produksi Sawit Indonesia 28 Juta Ton)
Afdal mengatakan kerja sama ini menunjukkan bukti komitmen perusahaan atas upaya pemanfaatan sumber daya energi terbarukan di dalam negeri sehingga impor BBM bisa dikurangi. Rencananya pada tahap awal kapasitas produksi biofuel akan dimulai pada level 10 ribu barel per hari.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis PTPN IV, Memed Wiramihardja, mengatakan studi bersama ini nantinya akan diarahkan pada pembentukan anak perusahaan baru. Pertimbangannya, anak perusahaan ini akan menjadi alat manajemen bisnis biofuel ini. (Lihat juga: Pesawat Akan Gunakan Bahan Bakar Nabati )
"Ini untuk meminimalisir risiko bisnis karena fluktuasi harga dan manajemen dari hulu (kebun) sampai ke hilir (produk akhir). Produknya bukan lagi minyak sawit mentah (CPO), tetapi green diesel atau biofuel," ujarnya.
Memed memperkirakan studi akan rampung pada April 2014. Kemudian apabila kedua belah pihak sudah sepakat, pada Juni 2014 anak perusahaan yang memproduksi biodiesel sudah bisa dieksekusi. (Berita lain: Biofuel Indonesia Resmi Kena Bea Masuk Tambahan)
Produksi CPO PTPN IV saat ini mencapai 2.500 ton per hari. Memed memperkirakan dalam 10 tahun mendatang produksi CPO perusahaan bisa mencapai 3.500 ton per hari.
AYU PRIMA SANDI
Terpopuler :
Menpera Sebut Proyek 1.000 Tower Gagal karena Foke
Ini Sejarah Jatuh Bangun Bisnis Penerbangan
Gita Wirjawan Tak Penuhi Panggilan KPPU
Merpati Stop Terbang, Penumpang Batal Travelling
Rupiah Diprediksi Tembus Rp 11.400 Usai Pemilu