TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Darmin Nasution memperkirakan perekonomian Indonesia tahun depan tak banyak mengalami perbaikan yang signifikan. "(Ekonomi) 2014 tak lebih baik dari 2013," katanya dalam acara pelantikan pengurus ISEI cabang Yogyakarta, Rabu, 18 Desember 2013.
Kondisi itu, kata dia, disebabkan sejumlah alasan. Di antaranya kondisi perekonomian global yang belum membaik, sehingga harga ekspor Indonesia pun tak terkatrol naik. "Barangkali tahun 2015 naik, tapi 2014 kelihatannya belum," kata mantan Gubernur Bank Indonesia ini.
Selain harga ekspor yang belum membaik, nilai kurs rupiah juga melemah. Sepanjang tahun 2013 ini, rupiah mengalami pelemahan hingga hampir 25 persen. Ia mencatat, sejak Januari hingga Desember ini, nilai rupiah melemah pada angka 24,7 hingga 24,8 persen. Pelemahan nilai mata uang ini memang sedikit berdampak baik pada penerimaan ekspor. Namun tak banyak jumlahnya. "Memang ada positif dan negatifnya," katanya.
Alasan kedua, dia melanjutkan, tahun 2014 merupakan tahun pemilihan umum. Lagi-lagi, kondisi pemilu pun mendatangkan sisi positif dan negatif. "Negatifnya, investor wait and see," katanya. Hal itu, menurut dia, normal terjadi. "Ya, siapa mau cari gara-gara, tunggu saja pemilu lewat."
Lagi pula pada tahun 2013, kata dia, investor sudah terpukul oleh kondisi perekonomian. Jumlah investasi, termasuk modal asing, menyurut. Dan tahun 2014 mendatang, ia memperkirakan, kondisi investasi masih belum sepenuhnya. Selain guncangan ekonominya masih terjadi, tahun 2014 juga merupakan tahun pemilu. "2014 perkiraannya belum mau dia," katanya.
Namun, pemilu juga membawa dampak positif bagi ekonomi. Berdasarkan dua pemilu sebelumnya, tahun pemilu membawa dorongan ke atas bagi ekonomi. Pada tahun itu, aktivitas ekonomi mengalami peningkatan. Bentuknya bermacam-macam, dari mengumpulkan massa untuk sebuah acara hingga produksi kaus. "Pemilu itu biasa banyak duit," katanya.
Ia mengatakan, situasi-situasi tersebut memang menciptakan pasangan negatif dan positif bagi kondisi perekonomian. Tapi, ia melanjutkan, jika digabung dan diperbandingkan dengan perlambatan ekonomi, hasilnya, "Dampak perlambatan lebih besar."
ANANG ZAKARIA