TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/ WTO) mengklaim Paket Bali akan menghasilkan keuntungan US$ 400 miliar - US$ 1 triliun ( Rp 4.750-11.884 triliun) bagi perekonomian dunia. Angka tersebut merupakan keuntungan dari berkurangnya biaya perdagangan 10-15 persen, meningkatnya arus pertukaran barang dan jasa serta stabilitas bisnis dan investasi antar negara.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah, makna WTO benar-benar tersampaikan. Ini pertama kalinya seluruh anggota bekerja sama," kata Direktur Jenderal WTO, Roberto Azevedo, dalam pidato penutupan konferensi di Nusa Dua Bali, Sabtu 7 Desember 2013.
Paket Bali berisi sejumlah draf hasil pertemuan awal General Council of WTO di Jenewa, Swiss, akhir November 2013. Dalam paket Bali ada tiga hal yang menjadi bahasan utama, yaitu paket kebijakan untuk negara kurang berkembang, fasilitasi perdagangan, dan kebijakan mengenai perdagangan produk pertanian. Aspek fasilitasi perdagangan ini yang diklaim bisa menghasilkan keuntungan ribuan triliun rupiah.