TEMPO.CO, New York - Produsen rokok Philip Morris International berencana terjun ke bisnis rokok elektrik alias e-cigarette. Pasar rokok elektrik yang bernilai US$ 2 miliar membuat produsen rokok Marlboro itu melihat peluang pertumbuhan yang besar pada pasar tersebut.
Kepada para investor di New York, CEO Philip Morris Andre Calantzopoulos menyatakan, perusahaan akan masuk ke pasar e-cigarette pada paruh kedua 2014. Hal ini untuk memanfaatkan permintaan akan e-cigarette yang tumbuh dengan cepat sebagai alternatif rokok konvensional yang dianggap lebih berbahaya.
Perusahaan rokok terbesar di dunia ini akan meluncurkan berbagai produk baru. "Namanya disebut Reduced-Risk," kata Calantzopoulos di New York, Kamis, 21 November 2013.
Perusahaan juga akan menambah alokasi dana pada penelitian dan pengembangan. "Tahun depan akan menjadi tahun investasi kunci di balik produk Reduced-Risk. Ini jadi peluang pertumbuhan terbesar kami di tahun-tahun mendatang," katanya. Philip Morris memperkirakan nilai penjualan delapan pasar rokok elektronik di seluruh dunia sekitar US$ 2,5 miliar.
Konsultan pasar Euromonitor memperkirakan pasar dunia untuk rokok elektronik tahun lalu lebih dari US$ 2 miliar. Amerika Serikat diperkirakan memiliki seperempatnya.
Pasar rokok elektronik berkembang pesat. Beberapa analis memprediksi rokok elektronik bisa laku lebih banyak daripada rokok konvensional dalam satu dekade. Alsannya, penjualan rokok konvensional susut lantaran dihadang peraturan pemerintah dan kesadaran konsumen atas kesehatan. Rokok elektronik cenderung dianggap bukan sebagai rokok, melainkan alat kesehatan.
Rokok elektronik kini memiliki semakin banyak penggemar. Beberapa pabrik rokok besar sudah terjun ke bisnis ini. Selebriti seperti Courtney Love dan Leonardo DiCaprio telah membuat merek rokok besar melakukan investasi dalam e-cigarette. Imperial Tobacco Group, perusahaan rokok nomor empat dunia, telah mengumumkan rencana untuk meluncurkan dua rokok elektronik pada tahun fiskal 2014. Lorillard, produsen rokok Newport dan Kent telah mengakuisisi Ecigs Blu dan pembuat rokok elektronik berbasis di Inggris SKYCIG.
Perusahaan rokok lainnya, British American Tobacco dan Camel pembuat Reynolds Amerika, juga menempatkan taruhan mereka untuk rokok elektronik.
NUR ROCHMI | NBCNEWS
Topik Terhangat
Penyadapan Australia | Vonis Baru Angelina | Adiguna Sutowo | Topan Haiyan | SBY Vs Jokowi |
Berita Terpopuler
BI Tak Intervensi, Rupiah Melemah
Rupiah Capai 11.700 per Dolar, Terendah di 2013
Pemerintah Akan Lelang Surat Utang US$ 450 Juta
Penerbangan Singapura-Yogyakarta Buka Pasar Wisatawan