TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara PT Total E&P Indonesie, Kristanto Hartadi, mengatakan semburan gas Blok Mahakam Kalimantan Timur belum bisa dihentikan. "Kami melihat masih ada bubble (gelembung) gas di permukaan air dan seperti ada kabut putih," kata dia kepada Tempo, Senin, 11 November 2013.
Kristanto mengatakan aliran yang terjadi di Lapangan Tunu tersebut bukan berupa semburan gas liar (blow out). Menurut dia material yang tersembur dari sumur yang terletak di tengah muara menuju laut tersebut adalah gas metana. "Ketika ada indikasi tersebut, kami langsung mengevakuasi tim yang ada di rig, jadi tidak ada korban," ujarnya.
Pada hari ini, Total telah mendatangkan alat-alat yang dibutuhkan untuk menghentikan semburan. Perusahaan juga mendatangkan ahli-ahli dari Perancis dan Amerika untuk menhentikan dan mengidentifikasi penyebab terjadinya semburan. "Kami datangkan ahli dari Wattenbarget Wells Construction yang memang ahli mengatasi semburan," kata Kristanto.