TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menggelar lelang terbuka untuk 80 proyek pembangkit tenaga surya dengan total kapasitas 142 megawatt (MW) sejak 31 Oktober 2013 kemarin. Lelang akan dibuka selama 14 hari, kemudian diseleksi dan dievaluasi untuk menemukan pemenang proyek. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Rida Mulyana, mengatakan pengumuman pemenang proyek dijadwalkan sekitar akhir Desember 2013. "Kemudian konstruksi sekitar enam bulan, dan saya harapkan tahun depan semua sudah bisa beroperasi," ujarnya, Senin, 4 November 2013.
Diperkirakan nilai total investasi seluruh proyek itu sekitar Rp 3 triliun dengan skema independent power producer (IPP). "Nilai proyeknya yang akan kami lelang, karena ini tidak menggunakan APBN, jadi kerja sama pembangkit swasta dan akan berbisnis dengan PLN," ujarnya.
Para peserta lelang, Rida melanjutkan, mesti mencantumkan ketersediaan lahan. "Jangan mereka baru mencari lahan setelah menang, itu kan mengganggu," ujarnya. Ia memperkirakan pembangkit dengan kapasitas 1 MW akan dibuat di atas lahan 1,2-1,5 hektare. Selain itu, investor juga harus menyampaikan kemampuan teknis perusahaan, misalnya akun ekstra 10 persen dari total investasi yang mereka ajukan.
Rida mengatakan, lokasi pembangunan PLTS tersebut tersebar di 80 titik di Indonesia. Sebanyak 50 pembangkit akan dibangun di Indonesia timur, yang meliputi Sulawes Utara, Gorontalo, Sulawes Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, dan Papua. Kemudian 18 unit pembangkit di Indonesia bagian barat, seperti di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, dan Jawa Timur. Sedangkan 12 pembangkit lainnya tersebar di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
Untuk menarik minat investor, pemerintah juga telah menetapkan harga patokan tertinggi listrik surya sebesar US$ 25 sen per kilowatt hour (kWh). Harga listrik bisa mencapai US$ 30 sen/kWh jika tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) PLTS minimal 40 persen. Harga listrik matahari sudah termasuk seluruh biaya interkoneksi dari PLTS ke titik interkoneksi di jaringan milik PLN.
AYU PRIMA SANDI