TEMPO.CO, Washington - Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) dalam ringkasan laporan ekonominya berjudul Beige Book menyebutkan bakal ada ongkos yang sangat besar akibat ketidakpastian kebijakan ekonomi di negara Abang Sam.
Laporan yang menggambarkan kondisi ekonomi di 12 distrik tersebut berkali-kali menyebutkan ada hambatan yang akan muncul karena ketidakpastian kebijakan anggaran pemerintah. Selain itu, ketidakpastian kesepakatan peningkatan pagu utang negara juga menambah buruk situasi perekonomian.
Dalam laporan yang dirilis pada Rabu tersebut, digambarkan perekonomian secara keseluruhan sepanjang September hingga awal Oktober. Meski sama dengan laporan pada periode sebelumnya, pada Beige Book kali ini, tim cenderung berfokus pada ketidakpastian tentang situasi politik dan ekonomi. Termasuk di antaranya suku bunga dan anggaran kesehatan negara terhadap situasi perekonomian masyarakat.
Los Angeles Times mengabarkan, akibat ketidakpastian itu, produsen di distrik Cleveland tak akan membangun kapasitas tambahan produksi meski mereka membutuhkan. Industri pertahanan di San Fransisco memperkirakan penurunan pesanan baru dan pendapatan. Selain itu, juga adanya peningkatan volatilitas pasar di Chicago dan penurunan aktivitas bisnis komersial Real Estate di Boston.
Bagi para pekerja, hal ini diterjemahkan menjadi semakin minimnya lapangan pekerjaan sepanjang dua bulan terakhir, dan memang begitu adanya. Dari hasil wawancara dengan para pebisnis, ekonom, dan ahli pasar, disebutkan bahwa akibat ketidakpastian kebijakan tersebut, para pemilik usaha memilih berhati-hati dalam meningkatkan gaji karyawan.
Kendati demikian, di sisi lain dari laporan Beige Book menyebutkan ketidakpastian atas krisis utang Eropa telah mereda sehingga ada optimisme atas prospek keseluruhan ekonomi. Selain itu, ada sejumlah pihak yang yakin bahwa kebuntuan di Washington bakal segera berakhir, setelah pencapaian kesepakatan Senat Amerika Serikat pada Rabu untuk membuka kembali pemerintahan dan menaikkan plafon utang.
Namun, para analis masih khawatir anggota parlemen hanya menempatkan 'plester' sementara untuk masalah ini. "Setelah euforia awal memudar, kami menduga investor akan mulai fokus pada sifat jangka pendek dari kesepakatan, artinya akan ada penutupan lain di awal tahun baru," kata analis di Capital Economics, Paul Ashworth.
AYU PRIMA SANDI
Terhangat:
Dinasti Banten | Setahun Jokowi-Ahok | Pembunuhan Holly Angela
Berita terkait:
INFOGRAFIS: Riwayat Cek Pelawat
Ribetnya Pindahan Tiga Sosialita KPK
Miranda di Tahanan, Disertasi dan Cat Rambut
Kesaksian Berantai Penjerat Miranda