TEMPO.CO, Palembang -Direktur utama PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang, Musthofa menyatakan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengakibatkan kinerja perseroan terbebani. Sebab seluruh kontrak kerja yang dijalankan perseroan mengacu pada harga dolar AS. Akibatnya pendapatan perseroan terancam tergerus. Sehingga perseroan akan melakukan langkah-langkah efisiensi untuk mengantisipasi dampak fluktuasi kurs.
"Jelas mengganggu operasional perusahaan karena kami ini gasnya dibayar pakai dolar AS," kata Musthofa ketika ditemui usai melakukan penghijauan dikawasan Rumah sakit kusta sungai Kundur, Selasa, 3 September 2013.
Menurut dia, biaya gas berkontribusi sebesar 60 persen dari total biaya produksi perseroan. Selain itu kenaikan nilai tukar dolar AS juga akan berimbas pada biaya subsidi pupuk untuk petani kecil. "Ini akan membebani biaya subsidi yang harus ditanggung pemerintah. Sementara untuk pupuk non subsidi kami mesti bersaing dengan pasar internasional," ujar Musthofa.
Meskipun kenaikan nilai tukar dolar AS berdampak negatif pada perusahaan namun dia memastikan tidak ada rencana pengurangan produksi baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Karena itu perseroan akan tetap mematuhi kontrak yang telah ditandatangani baik dengan pemerintah maupun asing.
PARLIZA HENDRAWAN (PALEMBANG)
Berita Terpopuler:
3 Istri Djoko Susilo Bergelimang Harta
Ini Cara Fathanah Cuci Uangnya
Inilah Alasan Ozil Pindah ke Arsenal
Manchester United Dapatkan Fellaini dan Coentrao
Petinggi Polri Diduga Kecipratan Uang Labora