TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku industri keuangan mulai menaksir profil calon Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia yang mereka idamkan. Pengamat Pasar Modal Yanuar Rizki menyarankan agar Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat memilih Deputi Gubernur Senior yang memiliki kharisma sekelas Gubernur BI. "Dengan kharisma tersebut, dia akan mendapat respek dari pelaku pasar," kata dia seusai memberi masukan dalam rapat Komisi Keuangan DPR, Senin malam, 2 Agustus 2013.
Menurut Yanuar dalam Undang-undang Bank Indonesia, Deputi Gubernur Senior wajib mengisi kekosongan posisi Gubernur. Dalam sejarah BI, Deputi senior selalu menjadi acting governor. Dia mencontohkan beberapa tokoh yang terbukti mampu bertindak seperti itu di antaranya Anwar Nasution, Syahril Sabirin, Miranda Goeltom, dan Boediono.
Yanuar pun mengingatkan, pemilihan Deputi Gubernur Senior tidak bisa berdasarkan pemikiran individual sang Gubernur, apakah senang atau tidak senang dengan orang tersebut. "Intinya, kita mencari pemimpin yang dihormati setelah Gubernur BI," ucapnya.
Dua calon Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia bakal menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat pada hari ini, Selasa 3 September 2013. Keduanya adalah ekonom senior Bank Danamon Anton Gunawan dan Direktur Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Mirza Adhityaswara.
Anton dan Mirza diajukan sebagai calon Deputi Gubernur Senior BI oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui surat pengajuan bernomor R39/pres/8/2013, tertanggal 15 Agustus 2013. Salah satu dari keduanya akan mengisi jabatan yang ditinggalkan oleh Darmin Nasution pada 2008. Saat itu, Darmin terpilih sebagai Gubernur BI.
Jika lulus sebagai Deputi Gubernur Senior BI, Anton atau Mirza akan melanjutkan masa jabatan yang tersisa hingga 2014. Ekonom dari PT Bank Central Asia Tbk., David Sumual, menilai keduanya sangat kompeten untuk menduduki jabatan tersebut. Anton, kata dia, sangat memahami teori ekonomi moneter karena punya latar belakang akademisi. Sedangkan Mirza dinilai punya latar belakang yang cukup lengkap, "dari praktisi hingga birokrat,” kata dia kepada Tempo.
Ekonom dari Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono, menegaskan pentingnya dukungan ahli senior bidang moneter untuk mendampingi Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. “Apalagi, belakangan rupiah terus bergejolak.”
MARTHA THERTINA
Berita Lainnya:
Begini Cara Jokowi Promosikan Blok G Tanah Abang
Diiringi Tanjidor, Jokowi Resmikan Blok G Tenabang
Jokowi Ajak BRI Beri Kredit Pedagang Tanah Abang
Jokowi Janji Kasih Modal Pedagang Blok G
Pedagang Blok G Ingin Eskalator