TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Rudi Rubiandini, mengatakan, hingga saat ini segel atas 14 sumur PetroChina Internasional (Jabung) Ltd. di Jambi belum dibuka. Kegiatan perawatan tidak bisa dilakukan sehingga berdampak pada penurunan produksi gas harian.
"Akibat penyegelan tersebut, PetroChina tidak bisa merawat sumur dan memasukkan cairan kimia di dalam sumur, sehingga produksi turun 150 barel setara minyak per hari," kata Rudi dalam buka puasa bersama media, Selasa, 23 Juli 2013.
Penurunan produksi gas tersebut itu menyebabkan PetroChina merugi US$ 15 ribu per hari. "Kalau ini terus dibiarkan, produksinya akan terus turun," katanya.
Rudi mengatakan, SKK Migas dari awal sudah memberikan surat peringatan kepada Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Surat tersebut menjelaskan bahwa pemerintah kabupaten tidak berhak menyegel aset negara. "Kami juga sudah kirim surat ke UKP4 agar masalah ini bisa ada jalan keluar," ujarnya.
Pemda Tanjung Jabung menyegel 14 sumur minyak dan gas bumi milik PetroChina selama dua bulan. Meski sudah terjadi kesepakatan, pemkab masih menyegel karena tetap menginginkan sumur-sumur mengurus izin lokal dan membagi keuntungannya.
AYU PRIMA SANDI
Topik Terhangat
Front Pembela Islam | Bisnis Yusuf Mansur | Aksi Chelsea di GBK | Daging Sapi Impor
Berita Terkait
SBY Janji Bangun Infrastruktur Warga Syiah
Setiap Singgah, Penggowes Syiah Didukung Bupati
Ngonthel Sepeda, Warga Syiah Pulang Pakai Pesawat