TEMPO.CO, Riyadh - Perusahaan telekomunikasi asal Arab Saudi, Saudi Telecom Company (STC), mengumumkan telah mulai melakukan negosiasi untuk penjualan anak usahanya di Indonesia, PT Axis Telecom Indonesia. Seperti dilansir Al Arabiya, 22 Juli 2013, rencana divestasi Saudi Telecom atas Axis semakin menguat menyusul kerugian perseroan atas investasi operasi perusahaan-perusahaan di Asia, salah satunya melalui Axis.
"Keseluruhan hasil operasi bisnis grup perusahaan terkena dampak dari operasi internasional yakni akibat anjloknya valuasi investasi di Asia melalui Aircel dan Axis serta rugi kurs akibat anjloknya nilai tukar Lira Turki, Rupee India, dan Rupiah Indonesia," ujar Presiden Direktur STC Group, Abdulaziz Al-Sugair dalam keterangan tertulisnya.
Akibatnya pada semester I 2013, meskipun perseroan sebenarnya membukukan kenaikan laba 4 persen namun terkena imbas kerugian investasi operasi di Asia tersebut. Kerugian dalam valuasi investasi Axis adalah setara kerugian non tunai 604 juta riyal atau sekitar Rp 1,6 triliun.
Selain itu perseroan juga mencatatkan rugi kurs sebesar 505 juta riyal akibat anjloknya nilai tukar Lira, Rupee, dan Rupiah. Kondisi itu mengakibatkan Saudi Telecom mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 40 persen menjadi 2,9 miliar riyal di semester I 2013.
Pada semester I 2012, Saudi Telecom membukukan laba bersih 4,9 miliar riyal. Adapun pada kuartal II 2013, perseroan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 41 persen menjadi 1,42 miliar riyal. Pada kuartal II 2012 perseroan membukukan laba 2,4 miliar riyal. Saudi Telecom mengakuisisi AXIS pada 2007 lalu. Saat ini kepemilikan saham langsung Saudi Telecom atas Axis sebesar 80,10 persen dan tidak langsung sebesar 3,72 persen. Saudi Telecom mulai mengumumkan akan menjual Axis mulai 30 Juni lalu.
ABDUL MALIK
Berita Terpopuler:
Melawan FPI, Tiga Orang Kendal Ditangkap Polisi
Jokowi: Blusukan Modalnya Jalan Kaki
SBY Minta Polisi Tindak Tegas FPI
Mantan Bos MI6 Ancam Beberkan Rahasia Perang Irak
SBY: FPI Kehilangan Makna Ramadan