TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa memastikan 800 ton daging sapi yang diimpor oleh Perum Bulog akan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Rabu, 17 Juli 2013 besok. Adapun 2.200 ton lainnya akan masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada akhir bulan ini.
Selain daging impor, pemerintah akan mengguyur pasar dengan pasokan daging dari dalam negeri. “Kami menyembelih daging dari penggemukan sapi di dalam negeri sebanyak 109 ribu ekor,” kata Hatta di Jakarta, Senin 15 Juli 2013.
Hatta menjelaskan, pemerintah sebetulnya sudah berencana mengimpor daging sapi jauh sebelum harga bahan bakar minyak bersubsidi dinaikkan. Namun, prosedur yang berbelit-belit membuat impor daging pun molor. “Sejak diputuskan pada 13 Mei 2013, rekomendasi impor baru terbit pada 26 Juni 2013,” ujar dia.
Lambannya izin impor daging, menurut Hatta, disebabkan oleh kerja birokrasi yang lamban. Importir harus mengantongi berbagai izin untuk mendatangkan sapi ke dalam negeri. Ia pun mendesak agar birokrasi impor daging segera dipangkas.
Harga daging sapi terus melambung. Bulan ini, harganya rata-rata di atas Rp 90 ribu per kilogram. Untuk menstabilkan harga di pasar, pemerintah mengizinkan Perum Bulog (Persero) mengimpor daging dari Australia dengan kuota 3.000 ton.
Direktur Utama Perum Bulog (Persero) Sutarto Alimoeso berjanji akan mempercepat kedatangan daging impor agar harga bisa kembali normal. Izin impor baru turun pada Jumat pekan lalu dan daging akan tiba Rabu pekan ini. “Daging baru tiba pada Rabu besok,” kata dia.
Pada tahap awal, daging impor akan dikirimkan melalui maskapai penerbangan komersial. Bulog, menurut Sutarto, mengkaji pula kemungkinan menyewa pesawat, tapi biaya yang dikeluarkan terlalu besar. “Bila menyewa pesawat Pelita, hanya bisa mengangkut 20 ton. Ini terlalu mahal,” kata Sutarto.
Selain melalui udara, pengiriman dilakukan melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Menurut Sutarto, harga daging akan dibedakan berdasarkan ongkos angkutan dan jenis daging. Bila menggunakan pesawat, harganya lebih mahal US$ 1 per kilogram dibandingkan dengan menggunakan kapal laut.
Setelah daging diterima, Bulog akan segera menggelar operasi pasar. Harganya antara Rp 75 ribu dan Rp 85 ribu per kilogram.
Impor daging yang dilakukan oleh Bulog, menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Johny Liano, bisa menurunkan harga. Selain dari peternak lokal dan pengusaha penggemukan sapi, pasokan daging akan bertambah dengan dibukanya keran impor.
Daging yang diimpor Bulog termasuk jenis secondary cut yang dibutuhkan konsumen. “Jenisnya ada daging rendang, daging semur yang pas dengan kebutuhan masyarakat,” kata Johny.
Berdasarkan pantauan di beberapa pasar, hingga kemarin harga daging sapi masih berkisar Rp 100 ribu per kilogram. Rafiudin, salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Koja Baru, Jakarta Utara, mengatakan tingginya harga daging sapi membuat penjualan lesu. Dalam sehari ia hanya bisa menjual satu ekor sapi. Padahal, saat harga masih berkisar Rp 75 ribu per kilogram, ia mampu menjual dua ekor sapi per hari.
PRAGA UTAMA | BERNADETTE CHRISTINA | AYU PRIMA SANDI | AMRI MAHBUB | RIZKI PUSPITA SARI | DEWI RINA
Topik Terhangat
Hambalang Jilid 2 | Rusuh Nabire | Pemasok Narkoba | Eksekutor Cebongan
Berita Lain:
Wakil Menteri Dituding Muluskan Anggaran Hambalang
Dua Orang Ditembak di Apartemen Mediterania
Polri dan TNI Diminta Pulihkan Situasi di Nabire
Priyo: ICW Salah Mengerti Surat Napi Koruptor