TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia akhirnya menaikkan suku bunga acuan (BI rate) 50 basis poin ke level 6,5 persen. Keputusan ini di atas dugaan sejumlah ekonom yang memprediksi BI rate naik 25 basis poin.
"Kebijakan ini untuk menghadapi inflasi yang meningkat paska kenaikan BBM bersubsidi," kata Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo dalam Konferensi Pers, Kamis, 11 Juli 2013.
Agus menjelaskan, kebijakan ini diambil untuk memastikan inflasi segera kembali ke lintasannya. Selain menaikkan BI rate, Dewan Gubernur juga memutuskan untuk menaikkan suku bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FasBI) ke level 4,75 persen.
BI memprediksi inflasi mencapai puncaknya pada Juli 2013, kemudian menurun pada Agustus 2013 dan kembali pada pola normal pada September 2013.
Dalam kesempatan itu, BI juga menyampaikan pihaknya akan memperkuat bauran kebijakan dengan melanjutkan langkah stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya dan menjaga kecukupan likuiditas di pasar valas. BI juga menyempurnakan ketentuan uang muka untuk sektor properti terkait Kredit Kepemilikan Rumah dan Kredit Pemilikan Apartemen.
Koordinasi BI dengan pemerintah untuk menjaga inflasi juga akan terus dilakukan. "BI meyakini bauran kebijakan tersebut cukup memadai untuk mengendalikan tekanan inflasi," ujar Agus. BI memperkirakan inflasi berada di kisaran 7,2 - 7,8 persen tahun ini, dengan kecenderungan bias ke atas.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo meyakinkan kebijakan menaikkan BI rate 50 basis poin bisa mendukung stabilitas perekonomian. "Dengan kenaikan 6,5 persen inflasi akan kembali ke normal, kami yakin dana asing akan kembali masuk," ujarnya.
MARTHA THERTINA
Topik terhangat:
Penemu Muda | Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | Tarif Progresif KRL
Berita lainnya:
Ahok Lawan Preman di SMPN 289
Reporter Mesir Rekam Sniper yang Menembak Dirinya
Dahlan Iskan: Ada Dirut BUMN Dipecat Karena Istri
Sidak di Kemayoran, Jokowi: Camatnya Mana?
Dampak Kotoran Kucing bagi Kesehatan Manusia