TEMPO.CO, Jakarta - Setelah sebulan terakhir turun, nilai timah di Bursa Metal London dibuka menguat. Pada Senin 8 Juli 2013 waktu setempat, harga timah di London Metal Exchange (LME) untuk kontrak pengiriman tiga bulan menguat 1,25 persen dari hari sebelumnya menjadi US$ 19.400 per ton. Sebelumnya, dalam sebulan, harga timah telah terkoreksi sebesar 12,20 persen.
Analis memprediksi penguatan harga timah hanya bersifat sementara. "Penguatan harga timah saat ini bersifat temporeri artinya ada kemungkinan harga timah kembali melemah karena sentimen global yang melambat menyebabkan pasar komoditas masih akan tertekan," kata Ibrahim, analis divisi pengembangan Bursa Komoditi dan Derivatif Indonedia (BKDI), Selasa 9 Juli 2013.
Menurutnya, pelemahan mata uang dolar Amerika Serikat juga menjadi pemicu bagi pasar komoditas, terutama yang berbasis logam. Dollar Amerika yang melemah membuat pesona komoditas bersinar kembali dan investor terus memburu instrumen beresiko tersebut.
Ibrahim menyatakan, pelemahan dolar ini tidak lepas dari testimoni Bank Central Eropa (European Central Bank) yang masih akan mempertahankan pelonggaran kuantitatif. Di sisi lain, pemulihan ekonomi di negeri Paman Sam itu semakin mendorong spekulasi pasar bahwa Bank Sentral Amerika (The Fed) akan memangkas stimulus moneter.
Hanya saja, kata Ibrahim, pengetatan likuiditas keuangan di Cina berpotensi menghambat ekspansi industri dan manufaktur negara tersebut. "Otomatis, penggunaan bahan baku logam ikut berkurang dengan pertumbuhan Cina yang melambat," ujarnya.
Rilis data biro statistik nasional Cina menyebutkan, inflasi konsumen tahunan naik menjadi 2,7 persen pada Juni dari pembacaan Mei sebesar 2,1 persen. Laporan itu menyatakan, harga produsen Cina turun 2,7 persen bulan lalu menyusul penurunan 2,9 persen pada bulan Mei.
PINGIT ARIA
Topik Terhangat:
Karya Penemu Muda | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | Bencana Aceh
Berita Terpopuler:
Diperiksa Tiga Jam, Maharani Hanya 'Permisi'
Beruang Salju Ini Hentikan Laju Kapal Raksasa
Suap Daging Impor, KPK Kembali Periksa Maharani
Amien Rais: Prabowo-Hatta Kombinasi Menarik