TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah dan pelaku usaha menargetkan ekspor furniture tahun ini bisa mencapai US 2 miliar atau tumbuh 17 persen dari nilai ekspor tahun lalu yakni US$ 1,7 miliar.
"Saya kira US$ 2 miliar bisa dicapai kalau kita terus gencar melakukan promosi dan eksibisi di dalam dan luar negeri," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Gusmardi Bustami, Jumat 5 Juli 2013.
Gusmardi mengatakan, di samping pasar tradisional seperti Eropa, Amerika Serikat dan Jepang, beberapa negara non-tradisional juga mulai membuka pasarnya untuk produk furniture Indonesia. "Sekarang ini Afrika juga mulai banyak, terutama Afrika Selatan, Tunisia, Tanzania, Kenya," ujarnya.
Menurut Gusmardi, selama ini komposisi ekspor produk rotan dan kayu berbanding 30:70. Produk rotan yang punya keunggulan karena tahan lama, tahan serangga, juga ringan dan mudah dibentuk ternyata belum banyak dikenal di pasar-pasar non-tradisional itu. "Kita akan lebih tingkatkan lagi," katanya.
Sementara, Ketua Umum Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI) Soenoto menyatakan, membaiknya ekonomi Amerika Serikat menghembuskan angin segar pada industri furniture Indonesia. "Saya yakin ekspor bisa naik 20 persen," ujarnya.
Dengan pertumbuhan yang terjaga stabil di kisaran itu, Soenoto yakin target ekspor sebesar US$ 5 juta dalam 5 tahun yang telah dicanangkan bisa tercapai.
Hal tersebut, menurutnya, akan berdampak positif bagi penyerapan tenaga kerja. "Tiap US$ 1 miliar ekspor, ada 1 juta tenaga kerja terserap," katanya.
PINGIT ARIA
Topik Terhangat:
Tarif Progresif KRL | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak? | Puncak HUT Jakarta
Berita Terpopuler:
PAN Tolak RUU Ormas, 'Pecat Besan!'
Ada SBY, Tepuk Tangan Meriahnya untuk Jokowi
Rumah Banyak, Satu yang Jadi Favorit Djoko Susilo
Suswono: Bodohnya Pengusaha Bisa Dibohongi AF
Demonstran Wanita 'Diraba-raba' di Tahrir Square