TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan nilai ekspor Pakistan dari Indonesia tercatat meningkat tajam lebih dari 200 persen dalam tiga tahun terakhir. Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan volume perdagangan Pakistan-Indonesia yang menunjukkan peningkatan yang terus meningkat dari tahun 2004 hingga 2012.
Hal itu dijelaskan dalam pernyataan pers Kedutaan Besar Pakistan untuk Indonesia, Rabu, 3 Juli 2013. Lebih rinci disebutkan dalam pernyataan itu, pada periode 2004-2005 volume ekspor Pakistan ke Indonesia sebesar US$ 645.3 juta dan pada 2011-2012 mengalami kenaikan menjadi US$ 1.378,4 juta.
Dengan penerapan perjanjian Preferential Trade Agreement (PTA) dan Mutual Recognition Agreement (MRA), diharapkan semakin meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara.
Produk ekspor Pakistan ke Indonesia antara lain jagung, gandum, kapas, tepung terigu, tembakau, buah-buahan segar, kacang-kacangan, ikan dan produk ikan, kain katun, kulit dan kulit olahan, sajadah, beras, dan gabah. Kapas, tembaga skrap, beras, dan buah-buahan segar terutama jeruk adalah produk yang paling tinggi diimpor dari Pakistan.
Untuk mempererat hubungan perdagangan kedua negara, sebanyak 30 pengusaha anggota Komisi Perdagangan dan Industri Indonesia (Kadin) berpartisipasi dalam pameran My Karachi Oasis of Harmony Exhibition yang diadakan pada tanggal 3-9 Juli 2013. Ini kedua kalinya para pengusaha Indonesia berpartisipasi dalam empat tahun terakhir digelarnya pameran ini.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Widharma dari Kementerian Perdagangan dan Ilhamy Elias Ketua Kadin untuk wilayah Pakistan, Bangladesh, dan Nepal. Delegasi Indonesia akan memamerkan produk sektor makanan, furnitur, tekstil, garmen, kopi, produk herbal, restoran, dan pariwisata.
Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Sanaullah mengatakan keikutsertaan delegasi Indonesia dalam jumlah besar menunjukkan kepercayaan diri dari komunitas pengusaha Indonesia sebagai mitra dagang Pakistan.
Sebelumnya, Ilhamy menjelaskan, keikutsertaan delegasi Indonesia dalam pameran ini untuk mempererat hubungan dagang kedua negara. Apalagi kedua negara memiliki populasi Muslim terbesar dan pasar masih terbuka lebar untuk perdagangan.
MARIA RITA