TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Perindustrian Mohammad Suleman Hidayat menyatakan sejumlah pertimbangan kenapa PT Inalum ini harus diambilalih oleh Indonesia.
Menurut Hidayat, Sungai Asahan dan Air Terjun Sigura-gura memiliki potensi sumber energi murah untuk pembangkit tenaga listrik. Atas dasar alasan tadi, terdapat kemungkinan besar keterlibatan sektor industri dan pengembangan listrik.
Apalagi, perundingan dengan Jepang sudah dilakukan sejak 24 Oktober 2012 lalu, dan sudah mendapat beberapa hasil. Kesepakatannya, Hidayat menjelaskan, mekanisme transaksi akan dilakukan melalui transaksi pengambilalihan saham. "Nilanya berdasarnya nilai buku aset," ujar dia di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta.
Transaksi Pengambilalihan tersebut, kata dia, akan dilaksanakan pada 1 November 2013. "Sehari setelah master agreement (MA) berakhir, yakni pada 31 Oktober 2013."
Kesepakatan lain, menurut Hidayat, penentuan Provisional Price, yang akan dihitung berdasarkan financial statement dan tax return untuk tahun fiskal per 31 Maret 2013. "Tanpa memperhitungkan proyeksi net income PT Inalum dari bulan April sampai Oktober 2013," ujarnya.
Baca Juga:
Pemerintah berencana mengambilalih proyek Inalum. Proyek ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah Indonesia dan konsorsium investor asal Jepang yang tergabung dalam Nippon Asahan Alumunium Co. Ltd (NAA). Kerja sama yang dimulai sejak 1975 ini akan berakhir pada tahun ini. Pemerintah saat ini menguasai 41,12 persen saham Inalum, sedangkan sisanya dikuasai oleh Nippon Asahan Aluminium.
AMRI MAHBUB
Topik Terhangat
PKS Didepak? | Persija vs Persib | Puncak HUT Jakarta | Penyaluran BLSM
Berita Terhangat
Hutan Terbakar, Malaysia Layangkan Nota Protes
Hutan Terbakar, Penjualan Retail Anjlok
Polisi Tetapkan 9 Tersangka Pembakar Hutan