TEMPO.CO, Semarang - Tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian Jawa Tengah menurun menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah pada bulan Mei 2013. Hal ini disimpullkan dari survei konsumen yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V di Semarang di empat kota masing-masing Semarang, Solo, Tegal dan Purwokerto.
"Kami mencatat Indeks Keyakinan Konsumen atau IKK saat itu sebesar 117,85, mengalami penurunan meski masih berada di level optimis," ujar Bagian Hubungan Masyarakat, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V, Arya Jodilistyo, Kamis 13 Juni 2013.
Ia menilai penurunan IKK Jawa Tengah ditu juga dipengaruhi oleh lebih rendahnya indeks ekspektasi konsumen atau IEK terhadap kondisi perekonomian pada enam bulan mendatang. "Penurunan kondisi ekonomi diperkirakan terkait langsung dengan turunnya indeks ketersediaan lapangan kerja ke level 95,90 yang berarti di bawah indeks normal pada 100," Arya menambahkan.
Arya memperkirakan turunnya indeks saat itu hanya bersifat sementara akibat pengaruh faktor sentimen negatif terkait dengan isu stabilitas politik menjelang Pemilihan Umum Kepala Daerah Jawa Tengah.
Hasil pantauannya di empat daerah saat itu menunjukkan beberapa instansi pemerintah dan swasta menunda pembukaan lapangan kerja baru untuk sementara waktu. Langkah itu dilakukan sambil menunggu terpilihnya pemimpin Jawa Tengah yang baru. Sementara minat masyarakat dalam menciptakan lapangan kerja sendiri lewat jalur wiraswasta juga belum begitu tinggi terutama di sektor formal, sehingga kesempatan kerja yang terbuka di Jawa Tengah secara keseluruhan sedikit mengalami penurunan.
Kondisi itu juga berpengaruh pada penurunan indeks ekspektasi konsumen terkait dengan turunnya indeks ketersediaan lapangan kerja pada enam bulan mendatang ke level 107,50. Penurunan indeks tersebut disebabkan oleh faktor ekspektasi konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja terutama yang ditawarkan oleh sektor swasta pada enam bulan mendatang. Hal ini akibat munculnya langkah efisiensi yang ditempuh para pelaku usaha oleh meningkatnya biaya produksi sebagai dampak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). "Ini diprediksikan berdampak terhadap penghasilan masyarakat," kata Arya.
BI memperkirakan indeks penghasilan pada enam bulan mendatang diekspektasikan turun, namun masih berada pada level yang relatif tinggi 139,40.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V Sutikno meyakini pada tiga bulan mendatang terjadi sedikit peningkiatan harga secara umum, hal ini seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat terkait perayaan hari raya Idul Fitri. "Peningkatan harga diperkirakan terjadi di semua komoditi, terutama sandang, transportasi dan komunikasi, serta makanan dan minuman," ujar Sutikno.
Secara umum, indeks harga berada pada level 186,70 sementara enam bulan mendatang indeks harga diekspektasikan berada pada level yang lebih tinggi yakni mencapai 193,10. Sutikno menjelaskan, kondisi ini terkait dengan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak dan pencapaian realisasi akumulasi inflasi periode Januari sampai dengan April 2013 sebesar 2,50 persen. Berdasarkan hitungan year on year ini lebih tinggi dari pencapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni 0,98 persen. "Ini turut mempengaruhi ekspektasi konsumen terhadap perkembangan harga ke depan," kata Sutikno menjelaskan.
EDI FAISOL (SEMARANG)
Terhangat:
Mucikari SMP | Taufiq Kiemas | Rusuh KJRI Jeddah
Baca juga:
Mark Zuckerberg Dicecar Pemilik Saham Facebook
Rupiah Turun Ancam Pengusaha Komputer
Dahlan Minta BUMN Buyback Saham Bluechip
Postur Anggaran RAPBNP 2013 Disetujui