TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Kemitraan Luar Negeri Persatuan Pengusaha Periklanan Indonesia (P3I), Maya Carolina Watono, mengatakan pasar iklan Indonesia sangat 'seksi' untuk menarik para investor asing. Pasalnya, "Ekonomi Indonesia sedang mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan," ujar dia di Plaza Bapindo, Jakarta, hari ini, Rabu, 29 Mei 2013.
Untuk menunjang pasar iklan di Indonesia, Maya mengatakan, P3I akan mempelajari lebih mendalam segmen-segmen usaha di Nusantara. Ini sangat penting guna memetakan konsep iklan Indonesia ke depannya. "Tentunya kami juga akan mempelajari konsep iklan di luar negeri," ucap Maya.
Dia menyebutkan, anggaran belanja iklan banyak brand di Indonesia tahun lalu mencapai angka Rp 107 triliun. Untuk tahun ini P3I menargetkan angka hingga Rp 124 triliun.
Menurut data P3I tahun 2011, sepanjang tahun 2010-2011 belanja iklan di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 100 persen. "Hampir 66 persennya berasal dari iklan televisi," ujar Maya.
Ketua Pengembangan Out of Home Advertising P3I, Handoko Hendroyono, mendukung hal tersebut. Maka dari itu, P3I akan menjadi akselarator bagi para brand daerah dan produk pertanian. "Program ini kami sebut paradesa," ucap Handoko.
Baca Juga:
Ke depannya, Handoko menambahkan, program ini difokuskan pada kolaborasi dengan berbagai pihak untuk pemberdayaan brand-brand daerah dan hasil produksi pertanian. Handoko berharap dengan adanya program paradesa tersebut, P3I mampu menjadi motor penggerak untuk menyongsong pasar terbuka ASEAN.
Sebelumnya, pada Kongres XV P3I pada Maret lalu, yang dilaksanakan di Yogyakarta, Harris Thajeb terpilih kembali sebagai Ketua Umum P3I. Dia menggandeng Adnan Iskandar dari Bintang Communications, sebagai Sekretaris Jenderal P3I. Kongres ini mengusung tema Change! Now or Never, sesuai dengan tantangan yang dihadapi oleh industri periklanan saat ini.
AMRI MAHBUB
Topik Terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah
Berita Terpopuler:
Jadi Tersangka, Farhat Abbas Dicoret sebagai Caleg
Jokowi Berpeluang Jadi Calon Presiden dari PDIP
Dokter: 'Burung' Muhyi Tak Bisa Disambung Lagi
Bertemu Ganjar, Bibit Teringat Pesan Mega
Cara KPK Sindir Darin Mumtazah