TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Gatot Suwondo menyampaikan, 44 pengusaha kecil-menengah asal Jepang akan mengunjungi Indonesia pada 10 April 2013. "Ini dari berbagai industri, ada pertanian, elektronik, tapi semua level small medium enterprise (SME)," ucap Gatot dalam acara Penandatanganan Kerja Sama antara Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan BNI di kantor BKPM, Selasa, 2 April 2013.
BNI memang tengah gencar memfasilitasi pengusaha Jepang yang berminat menanamkan modal di Indonesia. Pengusaha-pengusaha ini merupakan klien dari 46 bank regional Jepang atau semacam bank pembangunan daerah yang bekerja sama dengan BNI. "Yang berminat berinvestasi di Indonesia 1.100 SME," ucap Gatot.
Gatot menjelaskan, selain membantu pengusaha-pengusaha Jepang untuk merelokasi usahanya di Tanah Air, BNI juga bisa memberikan fasilitas kredit kepada pengusaha yang dimaksud. Sejauh ini, ia menambahkan, dari 1.500 nasabah bank regional Jepang yang beroperasi di Indonesia, 200 di antaranya sudah dibiayai BNI.
Direktur Kredit Korporasi BNI, Krishna Suparto, menjelaskan, banyak pengusaha Jepang berpikir untuk merelokasi usahanya ke luar Jepang setelah bencana tsunami, termasuk UKM asal Jepang. "Mereka (bank-bank regional Jepang) cari partner (BNI). Mereka tidak mau nasabahnya (UKM) hilang kalau relokasi," ucapnya. Seperti diketahui, di Indonesia telah beroperasi bank-bank besar Jepang, seperti Mizuho dan Sumitomo Mitsui. Atas dasar inilah, perbankan regional tersebut bekerja sama dengan BNI.
Krishna menjelaskan, jasa yang diberikan BNI untuk pengusaha-pengusaha ini di antaranya perizinan dan pencarian lokasi produksi. BNI juga siap memberikan fasilitas kredit jika perusahaan yang dimaksud sudah siap beroperasi di Tanah Air. Pengusaha-pengusaha ini juga diharapkan bisa menyimpan dananya di BNI.
Kepala BKPM Chatib Basri mengungkapkan, tak semua sektor UKM bisa dibuka untuk pengusaha asing. "Kami sudah bertemu dengan mereka (UKM Jepang). Kami jelaskan mengenai bidang usaha apa yang bisa mereka buka. Tak bisa kami terima semua UKM, kami harus pertimbangkan juga UKM kita," ujarnya.
Sektor UKM yang dilindungi yakni yang sudah dijajaki ataupun didominasi UKM domestik. "Misalnya retail. Saya tetap dalam konteks, jika mereka mau masuk retail, yang besar, yang luas lantainya di atas 2.000 m2," ucapnya. Selain itu, BKPM juga mengarahkan agar investasinya menyebar. "Tak hanya untuk di Jawa, kami dorong di luar jawa," ujarnya.
MARTHA THERTINA