TEMPO.CO, London - Bank HSBC (HSBA.L) menyatakan siap menambah proporsi pembagian dividen pada tahun ini untuk menunjukkan kekuatan terhadap pesaingnya. Kerugian yang diderita tahun lalu akibat denda pencucian uang dan ganti rugi kepada nasabahnya tak menyurutkan langkah meningkatkan dividen itu.
"Selama tiga atau empat tahun terakhir kami telah menurun dan kini kami telah membangun kembali HSBC yang jelas berbeda dengan bank lain, terutama dalam kapitalisasi yang sangat baik," kata Chief Executive HSBC, Stuart Gulliver, hari ini.
Bank swasta terbesar di Eropa ini dalam tiga tahun terakhir telah menjual 47 usahanya dan memberhentikan sebanyak 38.000 karyawannya. Pihak bank juga mengatakan telah memotong biaya dan risiko serta membangun kembali keunggulan modalnya atas pesaing sekaligus membuka pintu bagi pembagian dividen yang lebih tinggi.
Pada tahun 2012, laba HSBC sebelum pajak menurun sebsar 6 persen menjadi US$ 20,6 miliar atau di bawah perkiraan sebelumnya yang sebesar US$ 22,7 miliar dari 28 analis yang disurvey oleh Reuters. Perolehan laba tersebut menempatkan HSBC persis di belakang JP Morgan (JPM.N) untuk perolehan laba tertinggi di luar China. Sedangkan perolehan underlying profit HSBC meningkat sebesar 18 persen menjadi USD 16,4 miliar dibandingkan tahun 2011.
Bank di seluruh dunia kini harus beradaptasi dengan peraturan yang lebih ketat setelah krisis. Sehingga, perbankan sulit untuk hasilkan keuntungan tinggi yang selama ini sudah menjadi kebiasaan bagi industri perbankan.
Gulliver yang memimpin HSBC sejak tahun 2011, masih bisa memenuhi target pada tahun ini untuk return of equity (ROE) atau ukuran profitabilitas sektor perbankan sebesar 12 hingga 15 persen meskipun menurun sebanyak 8,4 persen dibandingkan pada tahun lalu. "Seiring dengan masih sulitnya lingkungan operasi bisnis industri perbankan, bisnis inti kami akan terus menuai manfaat dari pemulihan pertumbuhan ekonomi di Cina dan dampak positif terhadap daerah lainnya yang bertumbuh sangat cepat," katanya.
Laporan tahunan HSBC yang telah diterbitkan pada Senin kemarin memberikan Gulliver nilai tinggi untuk membangun kekuatan modal dan pembagian deviden. Namun, untuk return of equity dan efisiensi biaya serta kepatuhan, Gulliver gagal.
HSBC didenda US$ 1,9 miliar pada Desember tahun lalu atas pencucian uang dan penyimpangan di Amerika Serikat dan Meksiko, peritiwa yang disebut Gulliver sebagai peristiwa yang memalukan. Ia berharap struktur yang lebih efisien akan memastikan risiko dan kepatuhan yang lebih baik untuk dikelola bank yang tersebar di 80 negara dengan 60 juta nasabah.
Skandal yang telah muncul sejak krisis finansial di dunia telah meningkatkan tekanan untuk memperketat pengambilan resiko dan kelebihannya dalam sektor pembagian bonus di Eropa. Gulliver mengatakan masih terlalu dini untuk menilai dampak peraturan yang berlaku di Uni Eropa dan ia mengatakan perlu membahas masalah ini dengan para investor.
FIONA PUTRI HASYIM
Soekarwo Lantik Bupati Termuda Indonesia
Timwas Century Terima Banyak Informasi dari Anas
Polri: Video Kekerasan Densus 88 Terjadi 2007
Ini Tokoh-tokoh yang Mengilik Anas Soal Century