TEMPO.CO, Banyuwangi - Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan Kementerian Luar Negeri, Suprapto Mertosetomo, mengatakan, kesenjangan ekonomi antara Pulau Jawa dan di luar Jawa menjadi hambatan besar bagi Indonesia untuk menuju Komunitas ASEAN tahun 2015 mendatang.
Menurut Suprapto, kesenjangan terutama berkaitan dengan ketersediaan infrastruktur di luar Pulau Jawa yang membutuhkan perbaikan. "Untuk konektivitas, kita butuh infrastruktur yang baik," kata Suprapto saat sosialisasi Komunitas ASEAN 2015 di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis, 28 Februari 2013.
Komunitas ASEAN 2015 tersebut, menurut Suprapto, terdiri dari tiga bidang, yakni Komunitas Politik-Keamanan, Komunitas Ekonomi, dan Komunitas Sosial Budaya.
Dalam bidang ekonomi, akan ada kebebasan lalu lintas barang, jasa, dan investasi di antara 10 negara anggota ASEAN. Itu sebabnya produk-produk ekonomi Indonesia harus siap bersaing dengan produk luar.
Selain masalah infrastruktur, Suprapto menjelaskan, kendala lainnya di Indonesia adalah ketersedian sumber daya manusia yang terampil. Dia mendorong setiap pemerintah daerah untuk memperkuat tenaga-tenaga terampil melalui sekolah menengah kejuruan.
Menurut Suprapto, sosialisasi Komunitas ASEAN 2015 sudah dilakukan di 60 persen pemerintah daerah. Sebab pemerintah daerah harus mulai menyiapkan diri untuk menuju Komunitas ASEAN.
Pemerintah daerah harus membuat regulasi untuk mempermudah proses investasi, meningkatkan SDM, mendorong produk-produk pertanian, dan mengembangkan pariwisata. Selain itu, pemerintah daerah harus meningkatkan daya saing.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Pemerintah Banyuwangi siap memasuki Komunitas ASEAN 2015. Upaya yang sudah dilakukan di antaranya bekerja sama dengan PT Telkom untuk pemasangan 1.100 wi-fi. "Kami mendorong UKM untuk memasarkan produknya lewat internet," ujarnya.
Program lainnya adalah menggenjot promosi wisata lokal melalui event Banyuwangi Tour de Ijen yang digelar Desember 2012 lalu.
IKA NINGTYAS