Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lowongan Kerja Belum Menerima Sertifikasi Keahlian

Editor

Nur Haryanto

image-gnews
Siswa politeknik manufaktur merancang robot line follower di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri Bandung. TEMPO/Prima Mulia
Siswa politeknik manufaktur merancang robot line follower di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri Bandung. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta - Lowongan pekerjaan di Indonesia masih berbasis ijazah. Menurut Direktur Jenderal Pelatihan dan Produktivitas, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Abdul Wahab Bangkona, inilah yang menyebabkan sertifikasi keahlian kerja, termasuk yang berasal dari Balai Latihan Kerja, menjadi tidak laku. Padahal, sebagian besar tenaga kerja di Indonesia hanya berlulusan sekolah dasar.


"Padahal di Cina, untuk kerja di industri tak harus lulusan sarjana, asal sesuai keahlian," kata Wahab, ketika ditemui setelah acara diskusi "Mengejar Kompetensi dan Produktivitas Kerja untuk Tenaga Kerja Berkualitas", Rabu, 20 Februari 2013. Menurut dia, lulusan sarjana belum tentu lebih ahli dibanding lulusan sekolah dasar.


Menurut Wahab, saat ini banyak perusahaan yang lebih menguatamakan tingkat pendidikan dibanding kompetensi. Ke depan, Wahab mengatakan, pemerintah akan membuat regulasi agar pencari kerja yang mempunyai kompetensi bisa diterima perusahaan meski tingkat pendidikan rendah. Saat ini, baru sektor otomotif dan bisnis makanan yang sudah mencari tenaga kerja berdasarkan keahlian, bukan tingkat pendidikan.


Wahab mengakui, proses ini terkendala oleh infrastruktur tempat para calon pekerja ini diuji kompetensinya. Kementerian Tenaga Kerja berencana untuk membuat tempat uji kompetensi kerja di setiap propinsi. "Agar pemuda Papua tak perlu ke Jawa untuk diuji dan mendapatkan sertifikasi ini," tutur Wahab.


Ketika ditanya kapan program ini terwujud, Wahab belum bisa memastikan waktu pastinya. Dia hanya menuturkan, saat ini kementerian sedang menuju ke arah tersebut.

Pakar Ketenagakerjaan sekaligus Guru Besar Universitas Krisnadwipayana, Payaman J Simanjuntak menuturkan, pemerintah harus menetapkan kerangka kualifikasi nasional dan Standar Kerja Nasional Indonesia melalui sertifikasi kompetensi. Sertifikasi ini harus bisa dihargai baik di dalam maupun di luar negeri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Tenaga Kerja Asing yang masuk juga harus sesuai kerangka kualifikasi nasional dan standar kompetensi kerja nasional Indonesia," tutur Payaman. Dia meminta pemerintah tidak mengizinkan atau perusahaan tidak menerima tenaga kerja asing yang standarnya di bawah kualifikasi dan kompetensi kerja nasional.


Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar menuturkan, tenaga kerja di Indonesia mayoritas masih berpendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Untuk itulah, dia meminta pemerintah peduli dengan tenaga kerja yang berpendidikan rendah ini dan diupayakan tidak mendapatkan upah tetapi sesuai dengan kompetensinya.

Tahun 2012, Badan Pusat Statistik mencatat 53,9 juta orang, atau 48,63 persen pekerja Indonesia, hanya berpendidikan sekolah dasar. Pekerja yang punya pendidikan sekolah menengah pertama hanya 20,2 juta orang atau 18,25 persen. Sedangkan penduduk yang bekerja dengan pendidikan diploma sekitar 3 juta orang atau 2,68 persen. Adapun penduduk bekerja dengan pendidikan universitas hanya sebesar 7 juta orang atau 6,3 persen.

SUNDARI



Baca juga:

Aturan Baru Perpanjangan SIM Bakal Direvisi

Sore Ini, Seluruh Jakarta Diguyur Hujan

Diimingi Jajanan, 15 Bocah di Depok Dicabuli

Masyarakat Bekasi Sambut Stasiun Telaga Murni

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

1 hari lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.


Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

28 hari lalu

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi dalam acara jumpa wartawan di kantor Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI


Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

29 hari lalu

Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Indonesia, Yasushi Masaki, di Jakarta, Selasa (19 Maret 2024). (ANTARA/HO-Kemnaker)
Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.


Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

31 hari lalu

Penumpang melintasi rel kereta api pada jam sibuk di stasiun kereta Gare de Lyon, saat karyawan kereta melakukan aksi mogok massal, di Paris, 3 April 2018. Aksi mogok pekerja kereta di Prancis mengganggu kelancaran perjalanan kereta di Eropa terutama untuk rute perjalanan dari Prancis ke Inggris dan Brussels yang dilayani kereta Eurostar. REUTERS
Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.


Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

33 hari lalu

Ilustrasi lowongan kerja. Tempo/M Taufan Rengganis
Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.


Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

42 hari lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin, 12 Februari 2024. TEMPO/Defara Dhanya
Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

Menteri Sandiaga Uno menyebut nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 1,4 triliun. Melampaui target.


Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

48 hari lalu

Presiden Jokowi singgung produk UMKM kerupuk 'Mama Muda' saat memberikan sambutan di BRI Microfinance Outlook 2024, Menara Brilian, Jakarta Selatan, Kamis 7 Maret 2024. TEMPO/ Subekti
Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

Jokowi mengklaim kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 61 persen.


Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

56 hari lalu

PLTU Suralaya, Cilegon, Banten. TEMPO/Dasril Roszandi
Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).


Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

20 Februari 2024

Ilustrasi Tenaga Honorer
Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

Tenaga honorer merupakan bagian integral dari struktur tenaga kerja di Indonesia, terutama di sektor publik.


TPN Ganjar - Mahfud Sebut Hilirisasi Dimanfaatkan Tenaga Kerja Asing

3 Februari 2024

Ilustrasi tenaga kerja asing. REUTERS/Marko Djurica
TPN Ganjar - Mahfud Sebut Hilirisasi Dimanfaatkan Tenaga Kerja Asing

Dewan Pakar TPN Ganjar - Mahfud, Sonny Keraf, mengkritik bahwa manfaat hilirisasi lebih dirasakan tenaga kerja asing.