TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengakui bahwa Indonesia hingga saat ini masih kekurangan tenaga yang terampil dan bersertifikat dalam layanan logistik. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan tenaga di bidang logistik, pemerintah Indonesia masih melakukan impor tenaga kerja dari negara-negara seperti Filipina, Malaysia, dan India.
"Tenaga ahli di Indonesia itu sudah banyak, tapi sayangnya tidak bersertifikasi," kata Deputi Menteri Perekonomian bidang Industri dan Perdagangan, Edy Putra Irawady, saat ditemui di kantornya pada Senin, 18 Februari 2013.
Untuk itu, ia mengatakan, kementeriannya berencana menyertifikasi 3.000 tenaga kerja logistik Indonesia tahun ini. "Kami bekerja sama dengan badan sertifikasi pekerja untuk memiliki kewenangan memberikan sertifikasi secara internasional," ujarnya.
Selama ini, akibat tenaga kerja logistik yang ada tak bersertifikat, mereka tak memiliki nilai jual di luar negeri. "Jadi sudah dididik, tapi tidak bersertifikasi, mereka tidak diakui internasional, susah juga," ujarnya. "Dengan sertifikasi, bisa bekerja di sini atau internasional dengan gaji yang layak."
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler Lainnya
Pengakuan Kolega Maharani Suciyono: 60 Juta/Bulan!
Wawancara Mucikari Ayam Kampus
Tujuh Partai Bergabung dengan PAN
Isak Tangis Warnai Ulang Tahun Raffi Ahmad
Sebab Meteor Rusia Tak Terdeteksi
Anas : Pidato SBY Sudah Jelas Top