TEMPO.CO, Surabaya - PT Perkebunan Nusantara X (persero) tahun ini menyiapkan dana sedikitnya Rp 40,8 miliar sebagai pendukung pengelolaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan penataan lingkungan secara menyeluruh di 11 pabrik gulanya. Jumlah itu naik sekitar 200 persen ketimbang anggaran pengelolaan lingkungan pada 2012 sebesar Rp 13,5 miliar.
Selain fokus pada diversifikasi produk turunan tebu non-gula, tahun ini PTPN X juga serius menata pengelolaan lingkungan untuk mendongkrak produksi gulanya. "Limbah yang tidak bisa dikelola dengan baik, akan membikin produksi terhambat," kata Direktur Produksi PTPN X, T. Sutaryanto di kantor pusat PTPN X, Senin 21 Januari 2013.
Sutaryanto menjelaskan, peningkatan standar mutu pengelolaan lingkungan sudah menjadi tuntutan dunia industri, khususnya industri gula. Dari total Rp 40,8 miliar, sebesar Rp 23 miliar di antaranya untuk in house keeping pada 11 pabrik gula. "Sisanya untuk revitalisasi IPAL," ujarnya.
Sekretaris Perusahaan PTPN X, M. Cholidi, menambahkan kondisi pabrik gula yang prima dan bersih berdampak positif pada tingkat kehilangan pol yang kecil. Pol merupakan jumlah kandungan gula dalam setiap 100 gram larutan yang diperoleh dari teknis pengukuran di pabrik gula. Pabrik bisa menekan tingkat kehilangan bahan olahan hingga mengoptimalkan efisiensi. Langkah ini akan menghemat bahan baku dan energi dan berefek pada profitabilitas pabrik secara keseluruhan. "Bahan olahan yang berpotensi terbuang, bisa segera dikembalikan ke siklus produksi secepatnya," Cholidi menambahkan.
Perseroan terus mereduksi penggunaan bahan bakar minyak dalam proses produksinya dengan optimalisasi ampas tebu sebagai bahan bakar pengolahan. Kebijakan ini berhasil menekan biaya energy dari Rp 130 miliar pada 2007 menjadi Rp 4 miliar di 2012. Sepanjang 2013, PTPN X menargetkan biaya energy hanya sebesar Rp 1,5 miliar di 11 pabrik dan non-minyak pada 2014.
Tahun ini, PTPN X menargetkan produksi gula mencapai 538 ribu ton, naik dari produksi 2012 sebesar 494 ribu ton.
DIANANTA P. SUMEDI