TEMPO.CO, Surakarta - Hutomo Mandala Putra melalui perusahaannya, PT Hotel Anom Saranatama, mendirikan hotel syariat di Surakarta. Pembangunan ditandai dengan peletakan batu pertama pada Kamis, 17 Januari 2013. Hotel yang diberi nama Syariah Hotel Solo itu berlokasi di samping Lorin Hotel yang juga dimiliki Tommy--panggilan akrabnya.
General Manager Lorin Hotel Solo, Mudia Trianamadja, mengatakan Tommy menyetujui usulan pembangunan hotel berkonsep syariat. "Waktu kami mengajukan usulan, beliau mendukung," katanya, usai peletakan batu pertama. Sejatinya, Tommy dijadwalkan hadir saat peletakan batu pertama, tapi mendadak ia ada urusan lain sehingga tidak bisa datang.
Dia mengklaim Syariah Hotel Solo yang dibangun dengan dana Rp 300 miliar akan menjadi hotel syariat terbesar di Jawa Tengah, bahkan di Indonesia. Hotel bintang empat itu akan dibangun setinggi 11 lantai dengan 422 kamar. "Kami menargetkan pembangunan selesai dalam setahun," ujarnya. Menurut dia, hotel syariat merupakan ceruk pasar yang belum tergarap.
Dia mengatakan, saat ini semakin banyak acara religi atau pengajian yang diikuti eksekutif muda. Dia menilai eksekutif muda juga memperhatikan soal tempat menginap. Target konsumen lainnya adalah wisatawan religi yang berkunjung ke Surakarta dan sekitarnya, organisasi Islam di Surakarta, dan yayasan Islam. "Kami akan menjalin komunikasi dengan ormas Islam dan yayasan Islam yang banyak terdapat di Surakarta," katanya.
Hotel ini juga membidik keluarga jemaah calon haji yang membutuhkan penginapan saat mengantar ke Asrama Haji Donohudan Boyolali. "Saat musim haji, kamar-kamar rumah penduduk di sekitar asrama haji laris disewa. Bahkan teras rumah pun disewakan dan laku," ucapnya. Pelayanan yang diberikan di hotel syariat juga berbeda dengan hotel konvensional.
Ada alunan musik religius di lobi atau selasar hotel, kaligrafi di dinding hotel, dan musala di tiap lantai. "Setiap waktu salat akan dikumandangkan azan," katanya. Manajer Hubungan Masyarakat Lorin Hotel, Kartika Oktavia Pravitasari, mengatakan Syariah Hotel Solo tidak menyediakan spa dan kolam renang. Sebagai gantinya, ada akupunktur dan pijat refleksi. "Antara petugas dengan tamu harus sama-sama laki-laki atau sama-sama perempuan," katanya.
Hotel juga tak menyediakan minuman beralkohol dan makanan yang mengandung babi. Hotel juga bebas dari bar dan diganti dengan pertunjukan organ tunggal musik religius. Mudia mengatakan tidak akan menerapkan aturan ketat untuk tamu yang menginap. Tamu tidak perlu menunjukkan surat nikah untuk yang berpasangan. "Kami tidak ingin berprasangka buruk. Lagi pula dengan konsep syariat, mestinya tidak ada yang seperti itu (bukan pasangan resmi)," ujarnya.
UKKY PRIMARTANTYO