TEMPO.CO, Jakarta - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI), yang baru berdiri hari ini, akan mendapat dana dari PT Angkasa Pura I dan II.
“Kami diberikan semacam modal sementara, tapi berapa banyaknya, masih dibicarakan,” kata Direktur Utama Perum Navigasi, Icwanul Idrus, di Kementerian BUMN, Rabu, 16 Januari 2013. Dana itu, kata dia, akan menjadi modal awal perusahaan. Selain hibah dari Angkasa Pura, Perum Navigasi juga akan mendapat modal sebesar Rp 97,9 miliar dari pemerintah.
Secara terpisah, Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II Lorensius Manurung mengatakan, dana hibah hanya akan diberikan sekali. “Kalau untuk awal itu kan belum ada untung. Nah, makanya diberikan,” katanya. Menurut dia, kisaran dana hibah diperkirakan ada di atas angka Rp 3 miliar.
Berdirinya Perum Navigasi, kata dia, membuat Angkasa Pura II kehilangan beberapa aset dan pendapatan. Laba perusahaan sebesar Rp 140 miliar dari pelayanan navigasi pada 2012 dipastikan tidak didapat lagi pada tahun ini. Lorensus mengatakan, Perum Navigasi diperkirakan akan mendapat laba per tahun sebesar Rp 200-250 miliar.
Direktur Utama Angkasa Pura I Tommy Sutomo mengatakan, perusahaan akan kehilangan pendapatan sekitar Rp 500 miliar dengan berdirinya Perum Navigasi. “Kehilangan itu ditutup dari pendapatan yang digenjot dari sektor non-aeronautika,” katanya. Angkasa Pura I, kata dia, memiliki empat anak usaha, yaitu hotel, properti, logistik, dan support.
Sebelum dibentuk Perum Navigasi, terdapat empat penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia, yaitu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, dan Bandar Udara Khusus. Banyaknya penyelenggara pelayanan navigasi itu menyebabkan adanya perbedaan kualitas pelayanan.
ANANDA PUTRI