TEMPO.CO, Jakarta - Mandala Airlines mantargetkan pemasukan sampingan hingga 25 persen dari total pendapatan. "Kami targetkan 20-25 persen dari total revenue,” kata Presiden Direktur Mandala Airlines, Paul Rombeek, seusai peluncuran "Tigerconnect", Rabu, 9 Januari 2013.
Direktur Komersial Mandala Airlines, Brata Rafly, menjelaskan, yang termasuk pemasukan sampingan antara lain penjualan makanan dan minuman, asuransi perjalanan, serta merchandise. "Kalau penerbangan berbiaya murah seperti Mandala tidak termasuk menyediakan makanan dalam harga tiket," ujarnya.
Penumpang harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkan makanan dan minuman selama penerbangan. Mandala Airlines pun menghitung pemasukan dari penjualan makanan sebagai pemasukan sampingan. "Misalnya, kami terima tambahan Rp 30 ribu untuk penjualan makanan," kata Brata.
Saat ini Mandala Airlines baru mengoperasikan lima pesawat. Menurut dia, tak mudah untuk bersaing dengan maskapai berbiaya murah lainnya (low cost carrier) sudah memiliki nama besar di Indonesia, seperti Lion Air. Mandala belum bisa mengumumkan target jumlah penumpang tahun ini, karena ada rute-rute yang belum dioperasikan.
"Karena kalau rute yang belum dioperasikan masuk hitungan, nanti angka jumlah penumpang bisa turun," kata dia. Brata pun menyebut tingkat keterisian atau load factor maskapai cukup baik tahun lalu.
Tingkat keterisian penumpang Mandala Airlines tahun lalu tercatat 70-80 persen. Brata mengungkapkan, maskapai mentargetkan angka kisaran yang sama untuk load factor pada 2013.
Mandala Airlines awal bulan ini meluncurkan tiga rute penerbangan. "Untuk rute Jakarta-Surabaya, Surabaya-Singapura, dan Surabaya-Kuala Lumpur," kata Brata. Maskapai mengoperasikan Airbus A320 untuk rute-rute itu.
Dengan penambahan tiga rute baru tersebut, Mandala Airlines sekarang mempunyai 11 rute dengan 26 penerbangan harian. Sebanyak 11 rute tersebut terdiri empat rute domestik serta tujuh rute internasional. Maskapai pun berencana membuka rute internasional baru ke Australia. "Jadi nanti kami mau jalan sendiri, misalnya Denpasar-Australia atau Jakarta-Perth," ujar Brata.
Mandala Airlines kembali beroperasi tanggal 5 April 2012 setelah tahun lalu berhenti terbang pada 13 Januari 2011 akibat kekurangan dana operasional dan menumpuknya utang. Maskapai ini memulai layanannya dengan penerbangan perdana dari Jakarta ke Medan 5 April 2012.
MARIA YUNIAR