TEMPO.CO, Tangerang - Direktur Komersial Mandala Airlines, Barata Rafly, mengatakan, perusahaannya tengah membangun brand sebagai maskapai berbiaya rendah, namun dengan standar keamanan, keselamatan, serta ketepatan waktu internasional. “Kami tengah fokus kembali memperkenalkan Mandala kepada masyarakat,” kata Barata saat ditemui di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Senin, 17 Desember 2012.
Barata mengatakan, Mandala telah menyiapkan berbagai promosi tiket penerbangan murah hingga tahun depan. Salah satunya dengan promosi buy one get one free untuk pengguna kartu kredit ANZ. Ia mengatakan, pemilik kartu kredit ANZ bisa mendapatkan satu tiket perjalanan gratis yang dapat digunakan hiingga Maret 2013 asal membeli satu tiket Mandala pada Desember ini.
Selain dengan promosi bersama perusahaan kartu kredit, kata Barata, Mandala juga sempat mengadakan promosi terbang hanya dengan Rp 100. Promosi itu dilakukan agar masyarakat kembali melirik Mandala sebagai salah satu pilihan maskapai dengan harga terjangkau, setelah beberapa lama tidak beroperasi.
Mandala juga bekerja sama dengan Tiger Airways untuk memberikan pelayanan maskapai berbiaya murah pada penerbangan internasional. Kedua maskapai tersebut menerapkan codeshare sehingga penumpang Mandala tetap bisa bepergian dengan tujuan penerbangan yang tidak dilalui Mandala.
“Misalnya, penumpang rute Jakarta-India, bisa tetap menumpang Mandala walau Mandala tidak memiliki rute ke India. Di Singapura, penumpang tersebut akan dipindahkan dari Mandala ke pesawat Tiger Airways,” kata Barata. Cara ini, kata dia, membuat penumpang dapat menghemat ongkos perjalanan karena hanya membeli satu tiket penerbangan, yaitu Mandala.
Masuknya Mandala ke dalam maskapai berbiaya murah, kata Barata, disebabkan perkembangan pasar maskapai berbiaya murah yang terus tumbuh di Indonesia. “Kami melihat bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia turut mendongkrak pendapatan masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah,” kata Barata.
Pertumbuhan ekonomi tersebut, kata dia, membuat masyarakat beralih menggunakan transportasi udara untuk jarak penerbangan dekat dan menengah. Namun masyarakat kelas menengah tersebut, kata Barata, tetap akan menumpang pada maskapai yang menjual tiket sesuai kantong mereka, yaitu maskapai berbiaya murah.
Selain menguatnya pendapatan masyarakat, kata Barata, beralihnya Mandala dari maskapai high end menjadi maskapai berbiaya rendah juga karena mobilitas masyarakat yang semakin tinggi. Akibatnya, banyak perjalanan masyarakat, entah untuk bisnis maupun liburan, menggunakan maskapai penerbangan dengan ketepatan waktu.
“Dengan lama penerbangan sekitar 1-2 jam perjalanan, masyarakat lebih memilih mendapatkan ketepatan waktu dibandingkan pelayanan ekstra berupa makan di atas pesawat,” kata Barata. Oleh sebab itu, kata dia, Mandala berusaha menjaga on time performance mereka, walau mereka hanya mengangkut penumpang low end.
RAFIKA AULIA