TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan masih belum mengetahui penyebab terjadinya kebakaran unintteruptible power supply yang menyebabkan tidak berfungsinya air traffic controller (ATC) di Bandara Soekarno-Hatta kemarin. "Tetapi, dalam dunia penerbangan, hal seperti itu sangat mengerikan dan tidak boleh terjadi," kata Hatta di Istana Negara, Senin, 17 Desember 2012.
Hatta memprediksi kerugian akibat ATC, yang mati itu, secara materiil tidak seberapa besar. Tetapi efeknya mengganggu lalu lintas pesawat. "Nyaris (bersenggolan) dua pesawat, Lion dengan Lion. Akhirnya return to base ke masing-masing tempat, dan dua pesawat divert ke Semarang," kata dia.
Besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang besok merayakan ulang tahun ke-59 ini menyatakan masih menunggu penyebab pasti kebakaran UPS dan rusaknya ATC dari investigasi.
Berdasarkan informasi sementara yang diterima dari Direktur Jenderal Perhubungan Udara, setiap ada kerusakan pada ATC, seharusnya ada pengalihan otomatis ke mode manual. Tetapi, rupanya, UPS utama terbakar sehingga tidak bisa langsung beralih ke manual.
"Manual memerlukan waktu sehingga terjadi blackout (pemadaman) hingga 15 menit. Panjang, loh, waktu 15 menit itu kalau untuk di udara," katanya. Untuk menghindari terjadinya masalah serupa, pemerintah sedang berusaha melakukan pemutakhiran peralatan ATC.
Kemarin, puluhan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, tertunda akibat padamnya unit catu daya pada pukul 16.55. Padamnya listrik membuat radar di bandara terganggu.
"Sempat mati selama 15 menit. Sehingga yang semula memakai radar harus dipandu dengan nonradar," kata Pelaksana tugas General Manager ATS Bandara Soekarno-Hatta, Budi Hendro, ketika dihubungi Tempo, 16 Desember 2012.
Budi mengatakan, puluhan pesawat yang berangkat dari Jakarta harus menunda keberangkatannya. "Sekitar 20 pesawat dari Jakarta delay," katanya. Sedangkan untuk yang menuju Jakarta sudah diantisipasi. Di antaranya dengan menunda penerbangan ke Jakarta.
ARYANI KRISTANTI