TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan untuk menjaga kredibilitas dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dengan kredibilitas itu, potensi pendapatan negara dari sektor perpajakan akan lebih maksimal.
"Tapi sekarang sudah banyak perubahan," kata Agus dalam sambutannya pada acara peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, di kantor Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa, 4 Desember 2012. Menteri merujuk pada angka pendapatan negara dari pajak yang terus meningkat, menjadi Rp 1016 triliun pada APBN 2012. "Saya tekankan agar semua pegawai pajak melawan korupsi dan berintegritas," katanya.
Agus mengatakan, sektor perpajakan dan kepabeanan yang berada di bawah Kementerian Keuangan merupakan area yang rawan praktek korupsi. Adanya beberapa kasus yang menjerat pegawai pajak harus menjadi pelajaran. "Tidak semua pegawai pajak melakukan korupsi. Saya minta pegawai teriak 'No Corruption! Lawan korupsi!'"
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Busyro Muqqodas, prihatin dengan banyaknya kasus korupsi yang kerap melibatkan orang-orang terdidik. "Yang berurusan dengan KPK itu orang-orang terdidik. Mereka berasal dari kampus," katanya.
Menurut Busyro, praktek korupsi telah menyumbang konflik horizontal yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia akibat disparitas ekonomi. "Disparitas terjadi karena korupsi. Ini merupakan hasil kajian dan diskusi dengan para pakar. Praktek ini harus disudahi karena korbannya orang di sekitar kita," kata Busyro.
Untuk mendorong pemerintahan bersih dari korupsi, terutama di Direktorat Jenderal Pajak, Busyro berjanji KPK akan membantu segala sesuatu yang diperlukan. Namun, dia juga meminta agar KPK diberikan akses untuk melakukan upaya pencegahan di Kementerian Keuangan. "Ini sebagai bentuk sinergi berdasarkan kewenangan," katanya.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Berita Terpopuler:
Bupati Garut Aceng: Saya Masih Sayang Fany
3 Alasan Bupati Garut Ceraikan Fany Octora
Janda Bupati Garut Alami Kekerasan Psikis
SBY Minta Mendagri Pantau Bupati Garut
Potret Politikus: dari Korupsi sampai Nikah 4 Hari