TEMPO.CO, Surabaya - Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jawa Timur masih akan melanjutkan aksi mogok berjualan daging hingga Jumat pekan ini. Rencananya, hari ini, mereka juga akan berunjuk rasa di kantor Gubernur Jawa Timur. Sekitar 500 hingga seribuan pedagang akan dikerahkan untuk mendesak pemerintah agar menghentikan pengiriman sapi potong Jawa Timur ke luar daerah.
Mereka berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Kota Batu, Kota Malang, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Pasuruan. Termasuk juga solidaritas dari pedagang sapi potong asal Mojokerto dan Gresik.
Menurut Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar Jawa Timur, Muthowif, aksi tersebut dilakukan untuk merespons kelangkaan sapi potong di wilayah Jawa Timur. Kondisi ini sudah terjadi sejak November 2011 lalu.
Sapi di rumah pemotongan hewan mengalami penurunan rata-rata 40-50 persen. Di rumah pemotongan hewan (RPH) di Kedurus, misalnya, dari 95-110 ekor sapi tiap hari menjadi hanya 50-60 ekor sapi yang dipotong. "Itu terjadi di hampir semua RPH. Rata-rata penurunan pemotongan bisa sampai 40-50 persen," kata Muthowif.
Isu kelangkaan sapi ini sebenarnya isu klasik yang sudah diusung paguyuban sejak Februari 2012 silam. Saat itu, paguyuban menyarankan agar Pemerintah Provinsi Jawa Timur melarang sapi dari Jawa Timur dibawa keluar. Setidaknya Gubernur menerbitkan surat edaran terkait larangan tersebut agar masyarakat Jawa Timur mendapat prioritas menikmati daging sapi. Tapi, menurut Muthowif, hal ini tidak direspons.
Bahkan Dinas Peternakan Jawa Timur mengklaim adanya surplus sapi. Data yang digunakan masih data lama, Juni 2011, yang kemungkinan hasil survei 2010. Data itu menyebutkan jumlah sapi di Jawa Timur mencapai 4,7 juta ekor.
Menurut Muthowif, kenyataan di lapangan tidaklah demikian. Sebagai contoh, di rumah pemotongan hewan yang ada di Surabaya, jika sebelumnya menerima paling banyak 320-350 ekor sapi, kini maksimal hanya 200 ekor. "Ini berarti kan ada penurunan sampai 150 ekor. Logikanya kan jumlahnya berubah, tidak lagi 4,7 juta ekor. Masak datanya sama?" ujarnya.
Larangan pengiriman sapi ke luar Jawa Timur menjadi harga mati yang dituntut para pedagang. Selain juga mendesak supaya pemerintah mendatangkan sapi impor untuk mengantisipasi kenaikan harga sapi di dalam negeri. Sejak mengalami kelangkaan, harga sapi potong di level pasar mencapai Rp 85 ribu hingga Rp 95 ribu per kilogram. Harga ini melambung tinggi dari sebelumnya yang berkisar Rp 60 ribu hingga Rp 65 ribu per kilogram.
Menurut Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Maskur, provinsi ini tidak mengalami kelangkaan sapi ataupun daging segar. Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik, Jawa Timur masih menjadi lumbung sapi nasional dengan 4,7 juta ekor atau 32 persen dari jumlah sapi nasional. Bahkan, selama dua bulan terakhir ini, ada surplus 150 ribu ekor sapi. Kebutuhan di Jawa Timur sekitar 1.000-1.500 ekor per hari. Surabaya menyumbang jumlah terbanyak dengan 300-400 ekor setiap hari.
Sejak tiga minggu lalu, Dinas Peternakan Jawa Timur sudah mengeluarkan surat edaran kepala dinas untuk membatasi pengiriman ternak sapi ke luar Jawa Timur. "Kita sudah keluarkan surat edaran bahwa sapi yang boleh keluar hanya yang berbobot 400 kilogram ke atas," katanya.
Pengiriman sapi berbobot 400 kilogram ke atas itu dilakukan dengan pertimbangan bisa jadi untuk pembibitan di luar Jawa Timur. Tapi sekarang, pengiriman itu tidak diperbolehkan karena khawatir dipotong sesampainya di luar daerah. Para pedagang yang akan membawa sapi ke luar Jawa Timur wajib mengantongi rekomendasi dari provinsi.
Menanggapi aksi pemogokan dan unjuk rasa paguyuban pedagang sapi, Maskur mengatakan akan terus melakukan sosialisasi bahwa aksi tersebut tidak berdampak positif.
Sebelumnya, bahkan sempat tersiar kabar bahwa aksi paguyuban pedagang ditunggangi para importir. Tapi, hal ini dibantah Muthowif. "Sampai saat ini, kami belum pernah ketemu dengan importir. Ini murni dari pedagang, tidak ada kepentingan importir, tidak pernah kerja sama dengan siapa pun," kata Muthowif.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita terpopuler lainnya:
Ahok Masuk TV Al-Jazeera
Faisal Basri: Ical Jadi Cawapres, Indonesia Kiamat
Larang Posko, Jokowi Dinilai Kontraproduktif
Jokowi Berlari Lincah Bak Kancil
Jokowi: Posko Banjir Cukup Satu
"Mahfud Tak Perlu Malu Menjadi Calon Presiden"