TEMPO.CO, Jakarta - Terpilihnya kembali Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat membawa angin segar bagi dunia usaha di Indonesia. Hal itu dinyatakan Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bidang Kebijakan Moneter, Fiskal, dan Publik, Haryadi Sukamdani.
Selama empat tahun pemerintahan Obama, menurut Haryadi, nilai ekspor Indonesia ke Amerika selalu tumbuh. Hingga Aguustus tahun ini saja, volume perdagangan Indonesia – Amerika Serikat mencapai US $ 17,75 juta dengan surplus pada Indonesia. Rinciannya, US $ 16,45 ekspor dan US $ 10.81 impor. “Di bawah Obama, Amerika salah satu mitra dagang terbaik kita,” kata Haryadi melalui telepon, Rabu 7 November 2012.
Haryadi menyebut, beberapa komoditas Indonesia seperti tekstil mendapat keringanan tarif saat memasuki pelabuhan-pelabuhan utama Amerika Serikat. Soal beberapa komoditas lain yang mendapat “serangan”, seperti minyak sawit mentah (CPO) yang dituding merusak lingkungan atau yang terbaru boikot kertas Indonesia oleh Disney, Haryadi menganggap itu masalah teknis yang biasa terjadi dalam perdagangan antar negara.
Di bidang investasi, Haryadi menyebut, Amerika Serikat kini tak hanya fokus pada industri tambang. Dalam dua tahun terakhir, Amerika Serikat mulai gencar berinvestasi di bidang industri makanan, manufaktur, dan berbagai produk konsumsi.
Masuknya perusahaan-perusahaan Amerika itu, kata Haryadi, tidak “mengancam” pengusaha lokal dalam perebutan konsumen. Sebab, pada umumnya perusahaan-perusahaan Amerika Serikat mengutamakan kualitas dalam berproduksi. Tak heran, harga yang mereka patok terbilang tinggi di kelasnya. Indonesia masih unggul sebab harga yang ditawarkan lebih rendah.
“Kita yang bersaing head to head itu justru dengan perusahaan asal Cina,” ujarnya.
PINGIT ARIA
Berita lain:
Obama Diminta Tidak Panaskan Konflik di Asia Timur
Menang Pilpres AS, Obama: "Four More Years"
Keluarga di Sekeliling Kandidat Presiden Amerika
30 Warga Amerika di Medan Gunakan Hak Pilih
Begini Peta Pemilu Amerika