Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Krisis Global, Laba Ericsson Turun 43 Persen  

image-gnews
Steve Walker, perwakilan Sony Ericsson memperlihatkan produk ponsel pintar terbaru, Xperia, dalam 'Mobile World Congress' di Barcelona (26/2). REUTERS/Gustau Nacarino
Steve Walker, perwakilan Sony Ericsson memperlihatkan produk ponsel pintar terbaru, Xperia, dalam 'Mobile World Congress' di Barcelona (26/2). REUTERS/Gustau Nacarino
Iklan

TEMPO.CO, Stockholm - Produsen telepon seluler, Ericsson AB, mencatatkan penurunan laba 43 persen pada kuartal ketiga tahun ini. Hal ini dipicu oleh pembelanjaan yang lebih rendah di tengah kondisi ekonomi yang sedang lesu.

“Kami melihat adanya perlambatan ekonomi yang terus terjadi dan gejolak politik di beberapa belahan dunia. Hal ini membuat perusahaan berhati-hati dalam pengeluaran,” kata CEO Ericsson, Hans Vestberg Sabtu, di Stockholm, Swedia.

Laba bersih perusahaan melemah menjadi 2,18 miliar kronor (US$ 324 juta) dari 3,82 miliar kronor. Margin kotor, persentase penjualan setelah dikurangi biaya produksi, pun turun menjadi 30,4 persen dari 35 persen. Level ini lebih rendah dari estimasi analis yang mencapai 32,2 persen.

Ericsson memangkas nilai investasi jaringan seiring terjadinya krisis ekonomi global. Untuk mengimbangi permintaan yang juga turun serta persaingan dari Huawei Technologies Co. dan Nokia Siemens Networks, Ericsson menjual layanan lain seperti manajemen jaringan dan pemeliharan peralatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Margin kotor perusahaan melemah pada kuartal ini, sehingga kenaikan laba akan terjadi dalam waktu yang masih lama,” kata analis Pohjola Bank Oyj, Hannu Rauhala, seperti dikutip laman Bloomberg. Tapi, Hannu menyatakan fondasi bisnis perusahaan yang kuat membuat potensi kenaikan laba masih terbuka lebar. “Saat kondisi bisnis membaik dan dengan naiknya tren penggunaan ponsel cerdas, margin dan laba perusahaan akan kembali naik,” katanya.

Penjualan ponsel cerdas Ericsson dikatakan turun 1,7 persen menjadi 54,6 miliar kronor. Sedangkan penjualan layanan global dan layanan solusi naik 20 persen. Layanan global dan layanan solusi memberikan kontribusi lebih dari 20 persen pada pendapatan perusahaan.



ANANDA W. TERESIA | BLOOMBERG

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

22 April 2021

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

Gojek menghadirkan Akademi Mitra Usaha (KAMUS) dan tren bisnis menarik selama Ramadhan yang ditujukan untuk pelaku UMKM


Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

6 April 2018

Dua anggota WeWork bermain pingpong di depan area laundry umum di gedung WeLive, Manhattan. Caitlin Ochs / Bloomberg
Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

Menjamurnya co-working space saat ini menjadi sebuah tren tempat para pengusaha berkumpul. Namun sekarang sudah ada tempat tinggal dengan rekan kerja.


Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

22 Januari 2018

Ruben Onsu. TEMPO/Agung Pambudhy
Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

Restoran Geprek Bensu kedua di Bali menjadi cabang yang ke-60 di Indonesia.


Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

16 Januari 2018

Ilustrasi bisnis titip menitip. Insideretail.ph
Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

Mahir dalam bisnis kini tak perlu sulit lagi. Ada Roadshow Kampus Shopee. Tahun ini akan menjangkau lebih dari 30 kota di Indonesia.


Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

8 November 2017

Kue Korea (Bisnis.com)
Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

Cake dengan dekorasi icing yang artistik jauh lebih menggugah selera, meskipun pada kenyataannyaicing seringkali disisihkan atau tidak dikonsumsi.


Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

13 September 2017

Warga memilih gantungan kunci bergambar logo Muhammadiyah yang di jual di Bazar Muktamar Muhammadiyah di Kawasan Mounmen Mandala Makassar, 2 Agustus 2015. Pernak-pernik yang dijual yakni kaos, Pin, Gantungan kunci, mug, dan berbagai produk kerajinan tangan lainnya. TEMPO/Hariandi Hafid
Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

Muhammadiyah tengah menjajaki pendirian holding yang akan memayungi semua unit bisnis usaha yang sudah berjalan.


Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

2 September 2017

Aktor Baim Wong saat menghadiri premier film
Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

Baim Wong (35) tak mau hanyut dalam tren seleb yang berbisnis oleh-oleh
kekinian di sejumlah kota. Baim belajar bikin siomay


Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

3 Agustus 2017

Dhini Aminarti dan suaminya, Dimas Seto. Instagram.com
Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

Bisnis kuliner oleh-oleh kekinian milik artis kian menjamur. Dimas Seto mengaku tidak takut dengan persaingan bisnis.


Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

21 Juli 2017

Wulan Martha Tilaar. Tempo/Hadriany Puji
Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

PAC MUAster menjadi satu society khusus bagi para profesional penata rias artis


Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

17 Juli 2017

Ilustrasi kegiatan voluntourism, bersama Nila Tanzil dan penari Caci Dance. Travelsparks.co
Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

Keinginan Nila Tanzil menyediakan akses buku bagi anak Indonesia Timur melahirnya bisnis sosial Travel Sparks tahun 2014. Apa kuncinya biar happy?