TEMPO.CO, Palangkaraya - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) berencana mengembangkan kebun jagung seluas 100 ribu hektare di areal bekas lahan gambut sejuta hektare di Provinsi Kalimantan Tengah. Saat ini tim dari HKTI masih melakukan kajian lapangan.
Penegasan ini disampaikan Ketua Pengurus Nasional HKTI Prabowo Subianto, di Palangkaraya, usai melantik pengurus DPD HKT Kalteng periode 2011-2016.
Menurutnya, alasan HKTI ingin menanam jagung di Kalteng, yaitu
selain lahan yang masih luas, jagung juga berpotensi untuk ditanam di daerah itu.
Hal lain yang menjadi alasan yakni saat ini kebutuhan jagung untuk wilayah Asia Timur yang meliputi Cina, Korea, Jepang,Taiwan, Filipina, dan Indonesia mencapai 60 juta ton per tahun. “Saat ini harga jagung di pasar dunia mencapai US$ 300 per ton. Bila dipotong biaya produksi yang mencapai US$ 100 per ton, masih untung US$ 200 per ton. Untung ini lebih tinggi dari profit batu bara ataupun emas,” ujarnya.
Karena itu, menurut mantan Danjen Kopasus itu, jika penanaman dilakukan di 100
ribu hektare tanah di Kalteng, nantinya akan diperoleh panen sekitar 1 juta ton per tahun. Dengan teknologi yang tepat, setahun bisa panen 1-2 kali. Artinya, akan ada hasil sekitar 2 juta ton. Keuntungan yang akan diperoleh mencapai Rp 4 triliun per tahun.
“Kami sudah siap investornya. Saat ini tim dari HKTI tengah melakukan
kajian-kajian di areal eks proyek sejuta hektare ini, apakah masih ada manfaatnya untuk dihidupkan kembali sebagai lahan untuk menanam jagung,” ujar Prabowo.
Secara terpisah Gubernur Kalteng, Agustin Teras Narang, menyatakan
menyambut baik apa yang diinginkan HKTI untuk menanam jagung di areal eks
proyek lahan gambut sejuta hektare. Bahkan, menurut Teras, ia langsung menugaskan Kepala Dinas Pertanian Kalteng untuk turun ke lapangan untuk membantu tim HKTI.
“Kami sangat mendukung dan siap saja, asal HKTI menyiapkan investor, bibit dan pupuk, berikut penjaminan pembelian, atau didirikan pabriknya di Kalteng,” ujarnya.
Menurut Gubernur Teras Narang, pihaknya akan menyiapkan petani dan lahan
yang diminta seluas 100 ribu hektare. “Walaupun nantinya tidak satu hamparan,” ujarnya.
KARANA W
Berita Terpopuler:
Basuki: Kami Tidak Keteteran Hadiri Acara
Surya Paloh dan Edwin Rebutan Gunung Emas
Pengamat Sarankan Jokowi Delegasikan Wewenangnya
Penambang Liar Berebut Emas dengan Surya Paloh
Jokowi Dapat ''Lampu Hijau'' Bangun Kampung Susun