TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan minyak dan gas asal Thailand, PTT Exploration and Production (PTT EP), akan menjadi mitra Pertamina dalam menggarap Blok East Natuna. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Karen Agustiawan, ketika ditemui di Gedung DPR RI, Jumat, 19 Oktober 2012. "Selama ini memang sudah. Mereka sudah tanda tangan," kata Karen.
Karen mengatakan, salah satu pertimbangan terpilihnya PTT EP adalah status PTTP EP yang merupakan perusahaan minyak milik negara. Selain itu, Karen mengatakan kesamaan latar belakang sebagai negara ASEAN juga menjadi pertimbangan.
Dengan keputusan ini, Blok East Natuna akan dikelola oleh Pertamina, Exxon, Total SA, dan PTT EP. Blok East Natuna memiliki cadangan gas sebesar 46 triliun kaki kubik (TCF) dan diharapkan berproduksi mulai 2020.
Namun, Karen tidak mau mengungkapkan berapa besar porsi kepemilikan saham PTT EP dalam konsorsium. "Itu saya tidak mau sampaikan ya. Karena ini masih dalam taraf yang tidak bisa kami sampaikan," kata Karen.
Terkait kabar ketertarikan Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (Kufpec) untuk terlibat dalam investasi senilai US$ 20 miliar ini, Karen tak mau berkomentar. "Semua lihat suasananya seperti apa secara business to business. Saat ini memang yang saya ketahui belum ada partner yang mau divestasi," kata Karen.
PTT EP saat ini telah berinvestasi di lima blok migas di Indonesia yang keseluruhannya masih dalam tahap eksplorasi. Kelima blok itu adalah Blok Malunda, Blok South Mandar, Blok South Sageri, Blok Semai II, dan Blok Sadang.
BERNADETTE CHRISTINA