TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) sudah menentukan mitra kerja dalam pengelolaan gas Blok East Natuna, Kepulauan Riau. Karena itulah, perseroan tidak bisa lagi menerima investor baru untuk pengelolaan Blok East Natuna tersebut.
“Pertamina sudah melakukan partner selection sejak akhir tahun lalu, dan tahapannya sudah final,” kata juru bicara Pertamina, Ali Mundakir, ketika dihubungi Tempo, Selasa, 16 Oktober 2012.
Sebelumnya, perusahaan minyak dan gas asal Kuwait, Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (KUFPEC), menyatakan minatnya untuk bergabung dalam konsorsium pengelola blok gas East Natuna di Kepulauan Riau. KUFPEC kemungkinan menjadi salah satu penyandang dana pengembangan lapangan gas yang membutuhkan investasi Rp 200 triliun tersebut. KUFPEC diperkirakan bisa menanamkan modal hingga Rp 20 triliun atau menutup 20 persen dari biaya investasi proyek East Natuna.
Namun, Ali menegaskan bahwa Pertamina sudah menutup pintu bagi mitra baru karena sudah melewati proses pemilihan secara bertahap. Pertamina sudah memutuskan tiga mitra kerja untuk pengelolaan Blok East Natuna. Dia enggan mengungkapkan siapa saja ketiga mitra tersebut.
Ali hanya mengatakan bahwa saat ini Pertamina bersama mitra kerja terpilih sedang membahas teknis mencapai tingkat keekonomian dari proyek yang membutuhkan investasi Rp 200 triliun tersebut. “Termasuk soal insentif fiskal yang diminta kepada Kementerian Keuangan,” kata dia.
Insentif fiskal diperlukan karena proyek East Natuna ini membutuhkan kekhususan dalam pengelolaannya. “Karena 70 persennya merupakan CO2,” ujarnya. Dari cadangan gas 222 triliun kaki kubik (trillion square cubic feet/TSCF) tersebut, hanya 46 TSCF yang bisa dimanfaatkan. Selebihnya, gas dengan kandungan karbon dioksida tinggi harus disuntikkan kembali ke dalam tanah.
ROSALINA
Terpopuler:
Asia Sepakati Kerja Sama Energi dan Pangan
Land Grabbing Dinilai Rugikan Petani
Rupiah Sulit Beranjak Dari 9.600
World Export Development Forum Digelar 15 Oktober
Indonesia Pertimbangkan Tambah Kuota Impor Sapi