TEMPO.CO, New York - Indeks saham di bursa Wall Street pada perdagangan Rabu hanya naik tipis setelah pengadilan Jerman menolak untuk memblokir dana penyelamatan Eropa dan investor gamang terhadap sinyal stimulus lanjutan dari The Fed.
“Putusan Mahkamah Konstitusi yang menetapkan bahwa Jerman tetap berada dibelakan langkah penyelamatan zona Eropa telah diterima secara positif oleh pasar, sebelumnya ada ketakutan bahwa Jerman tidak akan mendukung program tersebut,” kata Matt Kaufler, manajer portofolio di Federated Investor.
“Ada optimisme di kalangan investor bahwa kebijakan pelonggaran lanjutan (QE3) akan segera dikucurkan, meskipun saya pribadi tidak percaya itu akan terjadi dalam waktu dekat,” ucap Kaufler.
Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) ingin melihat masalah ekonomi bangsa ditangani dengan kebijakan fiskal yang tepat. Dia juga sangat ingin melihat sisi persamaan bisa diatasi,” tuturnya.
Dalam perdagangan semalam indeks Dow Jones ditutup naik tipis 9,99 poin (0.07 persen) ke posisi 13.333,35. Indeks saham teknologi Nasdaq menguat 9,79 poin (0,32 persen) ke level 3.114,31, serta indeks S&P 500 juga menguat 3 poin (0,21 persen) menjadi 1.436,56.
Saham Apple Inc (APPL) ditutup naik 1,4 persen setelah memperkenalkan iPhone 5. Saham PulteGroup Inc (PHM) melonjak 6 persen seiring meningkatnya pembangunan menurut analis dari Goldman Sach Group yang mengatakan pulihnya sektor perumahan dan kontruksi .
Penguatan ekutias seiring jatuhnya dolar AS terhadap mata uang tunggal Eropa. Euro berhasil menguat ke level tertingginya dalam empat bulan terakhir di atas US$ 1,29 setelah pengadilan tinggi Jerman memutuskan untuk mendukung dana penyelaman kawasan eropa untuk mengurangi dampak krisis utang.
“Beli disaat masih menjadi rumor, sebelum berita dari pengmuman bank sentral menjadi kabar baik,” kata Peter Boockvar, ahli strategi dari Miller Tabak. Data ekonomi yang dirilis pada hari Rabu bahwa harga impor naik 0,7 persen di bulan Agustus kemarin, yang merupakan kenaikan pertama kalinya dalam lima bulan terakhir, hal ini dikaitkan dengan meningkatnya biaya impor minyak.
Hari ini, The Fed akan mengakhiri pertemuan dua harinya dan pasar sangat berharap bank sentral akan mengumumkan sinyal stimulus lanjutan pembelian obligasi. Dengan alasan, keprihatinan Bernanke terhadap pasar tenaga kerja AS. “Anda harus berasumsi bahwa dia akan melakukan sesuatu,” kata Bruce Bittles, kepala strategi investasi di RW Baird & Co.
Sementara Kaufler dari federasi investor percaya bahwa The Fed cenderung menahan diri untuk meluncurkan stimulus lanjutan pembelian obligasi mengingat tren secara keseluruhan di pasar tenaga kerja. “Angka pengangguran telah turun dari sebelumnya 10 persen kini tinggal 8,1 persen,” Kaufler menuturkan.
Ada harapan The Fed akan memperpanjang suku bunganya di level terendahnya lebih lama hingga tahun 2015 untuk meningkatkan pemulihan dan membantu mengurangi pengangguran.“ Selalu ada kemungkinan Bernanke tidak akan melakukan apa-apa, jadi saya tidak terkejut pasar bersikap hati-hati dan hanya menguat tipis,” kata Bittles.
MARKETWATCH / VIVA B. KUSNANDAR