TEMPO.CO, Pangkalpinang - Pengapalan ekspor produk timah dari Indonesia turun 32 persen pada Agustus 2012, seiring dengan rendahnya harga jual sehingga Indonesia memutuskan untuk menahan pasokan logam di pasar dunia.
Berdasarkan data Kementerian perdagangan, pada Agustus 2012, ekspor timah tercatat sebesar 5.645 ton, turun dibandingkan 8.298 ton pada Juli. Akibat turunnya harga jual timah di pasar spot dunia, beberapa produsen timah nasional mengurangi produksinya.
Pengapalan timah pada Juli 2012 juga turun 14 persen dibandingkan Juni. Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ekspor timah pada Agustus 2012 turun 34 persen.
“Angka ekspor menurun karena harga di pasar internasional masih belum kondusif buat kami untuk ekspor,” ujar Direktur Utama Babel Tin Group Johan Murod seperti dikutip Reuters kemarin.
Dia menambahkan, harga timah harus melonjak hingga di atas US$ 23.000 per ton untuk bisa mendorong angka ekspor. Murod menambahkan setidaknya ada sebanyak lima fasilitas peleburan timah di kawasan Bangka Belitung yang dihentikan operasinya.
Harga acuan timah di London Metal Exchange (LME), mencatatkan rekor penurunan tajam menjadi US$ 17.400 per ton pada pertengahan Agustus 2012, dibandingkan US$ 33.000 per ton periode yang sama tahun lalu. Penurunan harga disebabkan melemahnya permintaan akibat pelambatan ekonomi global dan krisis utang Zona Eropa.
Sejak saat itu, harga acuan di London naik perlahan di level US$ 20.024 per ton pada Jumat pekan lalu. Analis Logam Barclays, Gayle Berry, mengatakan secara historis tren kenaikan harga timah yang cepat biasanya berlangsung singkat. “Selama tiga pekan terakhir harga timah naik 10-12 persen,” ungkapnya.
Menurut Berry, kenaikan harga tersebut terutama dipicu rencana beberapa produsen timah untuk memangkas produksinya, pengumuman PT Timah Tbk yang akan mengurangi penjualan di pasar spot dan meningkatnya impor Cina.
“Namun kenaikan harga itu akan bisa berubah segera. Seperti PT Timah mungkin akan berpikir mulai menjual di pasar spot lagi seiring membaiknya harga jual,” paparnya.
BUSINESS RECORDER | REUTERS | ABDUL MALIK
Berita terpopuler lainnya:
Calon Pegawai Kementerian Keuangan Diangkat Desember 2012
Garuda Belum Peroleh Pinjaman US$ 200 Juta
Banyak Kontraktor Migas Hanya Incar Lisensi lahan
Cina Desak Negara APEC Kembangkan Infrastruktur
Ruang Penguatan Rupiah Masih Terbuka
Indeks Berpotensi Menguat Terbatas
Pertamina Aktifkan Anjungan yang Tertabrak Kapal
Panen Raya, Harga Garam Lokal Anjlok
Indeks Sambut Positif Hasil Pertemuan Bank Eropa