TEMPO.CO , Jakarta:Anggota Komite BPH Migas (Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi) Ibrahim Hasyim mengakui kenaikan harga Pertamax akan berpengaruh besar terhadap perbandingan konsumsi BBM subsidi dan non subsidi.
"Pengaruh pasti ada. Kemungkinan konsumsi Pertamax akan turun, malah mungkin sudah pasti," ujar Ibrahim kepada Tempo saat dihubungi Ahad, 2 September 2012.
Ibrahim menambahkan, penurunan konsumsi Pertamax kemungkinan besar akan disebabkan oleh perpindahan pengguna mobil mewah ke bensin premium. Ia mengatakan, penggunaan pertamax kebanyakan pengguna mobil mewah.
"Per hari, adalah 1-2 mobil mewah yang konsumsi Pertamax. Nah, karena Pertamax naik, bisa saja mereka pindah ke Premium," ujar Ibrahim.
Ibrahim melanjutkan, BPH Migas dan pemerintah tidak akan tinggal diam dengan kenaikan Pertamax. Ia mengatakan, BPH Migas dan pemerintah tengah menggenjot sosialisasi bahan bakar gas serta pembangunan SPBG (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas) agar pengguna BBM subsisi (premium) beralih ke bahan bakar baru.
"Target kami, Desember ini sudah banyak SPBG baru. Converter kit juga sudah siap. Ini untuk menekan penggunaan BBM karena subsidinya sendiri sudah mengkhawatirkan. Soal jumlah, belum bisa menyebutkan," ujar Ibrahim.
Saat ditanyakan berapa perbandingan konsumi Pertamax (Plus 92 dan Plus 95) dengan Premium hingga Agustus 2012, Ibrahim enggan menjawab, Ia mengakui data itu ada, namun belum bisa dibuka kepada publik.
"Untuk tahun-tahun sebelumnya ya, disparitas konsumsinya cenderung tinggi, Konsumsi BBM non subsidi pernah hanya 1 juta Kiloliter per tahun sementara yang subsidi 40 juta kiloliter," ujar Ibrahim.
Pada 1 September 2012 harga BBM non subsidi naik di SPBU Pertamina. BBM non subsidi jenis pertamax plus 95, dibandrol Rp 10.200/liter yang sebelumnya dijual Rp 10.000/liter. Untuk Pertamax 92 dijual dengan harga Rp 9.700/liter dari sebelumnya sebesar Rp 9.500/liter.
ISTMAN MP
Berita Terpopuler
EDISI KHUSUS: Syiah Indoneisa
Dahlan Iskan Serahkan Gajinya untuk Ricky
Timor Leste Pesan Panser dari Pindad
Pindad Jajaki Pasar Irak dan Uganda
Harga Gas Naik, Pengusaha Minta Pasokan Dipenuhi
Dahlan Iskan: Birokrasi Indonesia Masih Buruk
Pengusaha Sangsi Pasokan Gas Nasional Memadai