TEMPO.CO, Jakarta - Konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi jenis Premium melonjak sekitar 30 persen menjelang Lebaran. Juru bicara PT Pertamina (Persero), Ali Mundakir, mengatakan pihaknya sudah menyalurkan 2,1 juta kiloliter pada dua hari sebelum Lebaran ke seluruh Indonesia.
"Perkiraan lonjakan terjadi hari ini sebanyak 100 ribu kiloliter," kata Ali, Jumat, 17 Agustus 2012. Jumlah ini meningkat dibandingkan konsumsi rata-rata hari biasa sebanyak 75 ribu kiloliter. Tahun lalu, lonjakan pada H-2 Lebaran mencapai 95 ribu kiloliter.
Baca Juga:
Menurut dia, kenaikan konsumsi ini dinilai masih dalam batas normal. "Sebab, secara keseluruhan, penggunaan Premium pada tahun ini meningkat 6 persen."
Untuk pendistribusian di jalur mudik, Pertamina mengantisipasi dengan menggunakan sistem kantong. Sistem ini menyediakan sebuah truk tangki yang disebut kantong, masing-masing di 53 titik rawan kemacetan di Pulau Jawa dan Sumatera.
Di Jawa, jumlah kantong sebanyak adalah 38 titik di pantai utara dan selatan, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Sedangkan sisanya ditempatkan di sepanjang Pulau Sumatera.
Truk ditempatkan di dekat stasiun pengisian bahan bakar. Fungsinya adalah mempersingkat waktu distribusi ke SPBU apabila pasokan Premium dari kilang terdekat mengalami hambatan.
Selain penggunaan sistem kantong, Pertamina juga mengurangi separuh jumlah solar yang ada di tiap SPBU di jalur mudik. Jumlah solar yang dikurangi diganti dengan Premium. "Karena penggunaan solar turun," kata Ali.
Hingga hari ini pihaknya belum mendapatkan laporan adanya kekurangan pasokan di jalur mudik. "Kami, kan, sudah mengimpor dari jauh hari, jadi tidak mungkin kekurangan pasokan."
SATWIKA MOVEMENTI
Berita populer:
Gus Dur Dukung Ahok
SBY Gusar, Ini Klarifikasi Antasari Azhar
Mahar Miliaran Pendukung Calon Gubernur
Kirab Mobil Esemka, Jokowi Duduk Di Atap
Jusuf Kalla Dukung Pernyataan SBY Soal Century
Presiden SBY: Terima Kasih KPK
Sandi Dibunuh dan Diseret 200 Meter
Arsenal Terpaksa Jual Van Persie
Dukungan Fauzi Bowo, Bersatu-padu untuk Doku
Dirjen Pajak : Kami Tahu Jaringan Mafia Pajak