TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian sedang mengajak semua negara produsen kopi untuk menerapkan standar baku bersama melalui sebuah mekanisme sertifikasi khusus. Dengan sertifikasi ini, harga kopi akan tetap stabil di pasar internasional.
“Ini penting, mengingat harga kopi di pasar internasional cenderung tidak stabil,” kata Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian Banun Harpini, Sabtu, 11 Agustus 2012. Salah satu negara yang sedang didekati Indonesia adalah Vietnam.
Selama ini, kata Banun, harga kopi selalu ditentukan oleh konsumen yang mencari standar kualitas terbaik. Masalahnya, standar kualitas yang diminta berubah-ubah dan selalu lebih tinggi dari kualitas produksi. Akibatnya, harga sering kali jatuh di pasar. “Seharusnya kita, para negara produsen, bisa menentukan harga jika saja kita semua kompak dalam menentukan kualitas kopi,” katanya lagi.
“Kalau mau fair, harga komoditas harus mengacu pada sertifikasi lembaga internasional, bukan dikendalikan oleh segelintir perusahaan multinasional,” katanya.
Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) memprediksi produksi kopi Indonesia, baik jenis Arabica maupun Robusta, akan meningkat tahun ini. Produksi kopi tahun ini ditargetkan mencapai 900 ribu ton, yang terdiri dari 180 ribu ton Arabica dan sisanya Robusta.
Tahun lalu, produksi kopi hanya sebesar 709 ribu ton, dengan perincian 155 ribu ton Arabica dan 553 ribu ton Robusta. Dari jumlah produksi itu, porsi ekspor mencapai 600 ribu ton, sedangkan sisanya untuk konsumsi domestik.
ROSALINA
Berita Terpopuler:
Rhoma Irama Ancam Penyebar Ceramahnya
Tak Dapat Koalisi Partai, Jokowi Merasa Dikeroyok
Seberapa Penting Luna Maya Bagi Ariel
Habibie Terjun Lagi ke Dunia Penerbangan
PKS Dukung Foke, Apa Kata Hidayat Soal Jokowi?
Turboprop N-250, Pesawat Andalan Selanjutnya
Pengamat: PKS Punya Andil Besar di Putaran Kedua
Habibie Pakai ''Link''-nya untuk Promosikan Pesawat
Apa Mahar PKS untuk Foke?
KD Kecewa, Fans Anang Hina Suaminya