TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) tak mau ketinggalan mendukung pengembangan dan penggunaan kendaraan berenergi listrik. Direktur Utama PT PLN, Nur Pamudji, mengatakan PLN tidak hanya berniat menyiapkan stasiun pengisian listrik, tetapi juga mendukung produksi motor listrik.
"Sekarang sedang kami siapkan model bisnisnya,” kata Pamudji kepada wartawan di kantor pusat PT PLN, Senin, 30 Juli 2012.
Dia optimistis produksi sepeda motor listrik bisa dilakukan di dalam negeri, baik perakitan maupun produksi komponen-komponennya. Rencananya pada 2013, produksi 1.000 unit sepeda motor listrik bisa dimulai.
"Setelah pengembangan mobil listrik, kelihatannya bangsa kita tidak kalah dengan bangsa lain. Kami tertarik mengembangkan teknologi bangsa indonesia. Tidak pakai impor. Sorry, ya," kata Pamudji sambil tersenyum.
Pamudji meyakini sepeda motor listrik akan lebih mudah diterima masyarakat dan laku di pasaran. Sebab, harga motor listrik produksi nasional ini tak jauh beda dengan harga motor konvensional, tetapi lebih hemat daripada sepeda motor konvensional.
"Sekitar 90 persen energi listrik menjadi energi penggerak. Kalau bensin hanya 30 persen yang menjadi energi penggerak," katanya.
Guna mendukung sosialisasi penggunaan mobil listrik, tahun ini PT PLN berencana membuat 10 stasiun pengisian listrik umum (SPLU). Untuk tahap awal, stasiun pengisian listrik akan dibangun di Jakarta, yaitu di Kantor Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, dan beberapa kantor PT PLN di Jakarta.
"Nanti juga akan kita buat di pusat perbelanjaan, perkantoran, dan rest area," katanya. .
Pamudji mengatakan nilai investasi setiap alat stasiun pengisian listrik sebesar Rp 100 juta per unit di luar biaya sewa tanah. Meskipun pengguna kendaraan berenergi listrik belum banyak, Pamduji mengatakan PT PLN tidak keberatan mengembangkan stasiun pengisian listrik.
"Tidak apa-apa. Ini, kan, untuk kampanye sosialisasi mobil listrik," kata Pamuji.
BERNADETTE CHRISTINA