TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral kesulitan menyelesaikan kasus pencurian minyak mentah milik PT Pertamina EP yang terjadi di Sumatera Selatan dan Jambi. Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Evita H. Legowo, kementerian telah bekerja sama dengan Polri. "Ditangkap sebentar, datang lagi, datang lagi," ujarnya, Selasa, 10 Juli 2012.
Pemerintah telah mengidentifikasi permasalahan tersebut. Kementerian Energi juga mengirimkan perwakilan untuk bekerja sama dengan polisi. Namun hasilnya belum berkurang seperti yang harapan. "Banyak upaya yang telah dilakukan, tapi tetap saja ada. Memprihatinkan," kata Evita.
Sebelumnya, Pertamina mengungkapkan pencurian terjadi di jalur pipa yang mengalirkan minyak mentah dari lapangan produksi di Tempino, Jambi, ke kilang Pertamina Plaju, Sumatera Selatan. Perusahaan minyak dan gas negara ini mencatat jumlah kasus pencurian meningkat pesat dari tahun ke tahun.
Pada 2009, terdapat 10 kasus, naik menjadi 131 pada 2010. Kasus pencurian meningkat menjadi 420 pada 2011 dan pada periode Januari-Juni 2012 sudah terjadi 431 kasus.
Volume minyak yang dicuri juga bertambah dari 39.000 barel pada Mei 2012 menjadi 59.000 barel pada Juni 2012. Volume minyak yang dialirkan lewat pipa Tempino-Plaju sebesar 330.000 barel per bulan.
BERNADETTE CHRISTINA