TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara akan menutup pabrik pemintalan benang, PT Industri Sandang Nusantara, di Tohpati, Denpasar, pada tahun 2013. “Untuk penguatan usaha,” kata Deputi Menteri bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Pandu Djayanto seusai Rapat Kerja Komisi VI DPR-RI bersama Menteri BUMN di Jakarta, Senin, 4 Juni 2012.
Pandu mengatakan awalnya perusahaan pelat merah ini mempunyai sembilan unit pabrik pemintalan benang di Karawang, Bandung, Cilacap, Tegal, Secang, Lawang, Grati, Tohpati, dan Makassar. Namun terus mengalami kerugian Rp 159,95 miliar dan memiliki utang sampai Rp 581,13 miliar pada tahun 2010. Akhirnya, pada tahun 2011, dilakukan penjualan beberapa aset dan pembayaran utang sehingga jumlah pabrik pemintalan benang yang beroperasi tinggal empat, di Cilacap, Secang, Lawang, dan Tohpati. Dari restrukturisasi itu, terjadi penyusutan kapasitas produksi dari 310,8 ribu mata pintal (MP) menjadi 144 ribu MP.
Baca Juga:
Pandu mengatakan, meskipun pada tahun 2013 pabrik pemintalan benang di Tohpati ditutup, kapasitas pemintalan di tiga unit pabrik yang masih ada malah bertambah. "Dari 144 ribu MP menjadi 202 ribu MP," kata Pandu. Ia menuturkan hasil itu diperoleh melalui perbaikan dan peremajaan alat produksi.
Pandu menjelaskan, pada tahun 2013 hingga 2015, akan ada pengembangan menjadi lima unit, yakni Patal Cilacap, Patal Secang, Patal Lawang, Pabriteks Tegal, dan Patal Banjaran. Kapasitas pabrik Industri Sandang menjadi 322 ribu MP. Namun pengembangan usaha ini diharapkan akan dikerjakan mitra strategis.
Pembiayaan pembangunan patal, kata Pandu, tidak menggunakan kas negara. Hasil penjualan saham pemerintah sebesar 100 persen di PT Sandang ke investor seluruhnya masuk kas negara. "Jadi Rp 450 miliar belanja modal diharapkan dipenuhi oleh mitra strategis," ujar Pandu. Perincian belanja modal, yakni patal di Secang dan Lawang masing-masing Rp 75 miliar, pabrik tekstil Tegal sebesar Rp 200 miliar, dan Patal Banjaran senilai Rp 100 miliar.
Baca Juga:
Pelaksanaan penjualan 100 persen saham industri sandang sendiri diperkirakan November 2012. Kementerian BUMN berharap industri sandang dibeli investor dari perusahaan pelat merah juga.
SUNDARI