TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika segera melangsungkan pembicaraan dengan Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia untuk membahas perkembangan industri radio ke depan. Soalnya, kementerian menilai banyak radio swasta yang kritis. "Hanya sedikit radio swasta yang bertahan, itupun yang di kota besar," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring di sela pembukaan Konferensi Radio Asia 2012 di Jakarta, Senin, 7 Mei 2012.
Tifatul mengatakan banyak radio swasta di daerah yang kesulitan untuk bertahan karena perolehan iklan untuk mereka juga kecil. Saat ini kue iklan sebagian besar dikuasai oleh televisi dengan porsi 60 persen dan surat kabar dengan porsi sekitar 30 persen.Dari proyeksi belanja iklan 2012 sebesar Rp 92 triliun, kelompok tabloid, radio dan media luar ruang diperkirakan hanya mendapat kue iklan Rp 6,95 triliun atau 7,55 persen.
Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Niken Widyastuti mengatakan pihaknya siap bekerja sama dengan lembaga penyiaran swasta di daerah untuk pengembangan materi siaran. "Kami menyambut baik kerja sama ini. Radio komunitas di perbatasan juga sudah bertemu dengan saya, mereka ingin kerja sama dengan RRI," kata Niken ketika ditemui di acara yang sama.
BERNADETTE CHRISTINA