TEMPO.CO, Jakarta - Para pengusaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) terjebak dalam dilema untuk membikin SPBU khusus bensin tak bersubsidi. "Margin (laba) Pertamax besar, namun pasar Premium masih menggiurkan," ujar Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak Bumi dan Gas Eri Purnomo Hadi saat dihubungi Tempo, Sabtu, 28 April 2012.
Sebelumnya, Pertamina menawarkan margin maksimal Rp 500 per liter untuk penjualan BBM tak bersubsidi. Sementara untuk Premium, marginnya hanya Rp 180 per liter. Eri menghitung dengan perbandingan margin itu, untuk mendapat keuntungan yang sama, misalnya Rp 5 juta, penjualan Premium perlu digenjot hingga 30 ribu liter. "Namun, untuk Pertamax, hanya sepertiganya," ujarnya.
Dilema ini harusnya berakhir bila pemerintah segera mengefektifkan kebijakan pembatasan penggunaan BBM bersubsidi. Rencananya, mobil-mobil dengan kapasitas mesin tertentu dilarang menggunakan Premium. Pembatasan ini dilakukan untuk meredam laju konsumsi Premium yang dalam APBN-P 2012 ditetapkan kuotanya hanya 40 juta kiloliter.
Namun rencana tersebut kembali diundur karena belum menemukan titik temu mekanisme pembatasan. Sambil menunggu kebijakan matang, Pertamina pun mulai sosialisasi pembatasan BBM dengan mendirikan SPBU khusus Pertamax di Pondok Indah, kemarin.
Direktur Marketing & Trading Pertamina Hanung Budya Yuktyanta mengatakan SPBU ini didirikan untuk membangun kesadaran mengurangi konsumsi BBM bersubsidi, terutama untuk pemilik mobil mewah. Pertamina akan membangun beberapa SPBU khusus lain di Jabodetabek dalam waktu dekat.
Hanung menilai pembangunan SPBU elite ini efisien untuk mewujudkan program pembatasan subsidi karena tidak membutuhkan investasi. Pertamina hanya merombak tangki Premium dari SPBU yang sudah ada sebelumnya. "Hanya tangki Premium-nya saja yang kami tutup," ujarnya.
Eri menyetujui hal ini. Menurut dia, biaya yang dikeluarkan untuk berubah ke SPBU khusus tak terlalu besar. "Biayanya hanya puluhan juta, untuk clean-up dispenser yang sebelumnya untuk Premium diisi pertamax," ujarnya.
Maka itu, pemerintah mengimbau agar pengusaha SPBU, terutama di daerah elite, untuk memodifikasi lahan usahanya. "Agar ada kesadaran mengurangi konsumsi BBM bersubsidi, terutama untuk pemilik mobil mewah," ujar Hanung. (baca: Pertamina Bangun Pom Bensin Khusus Pertamax)
M. ANDI PERDANA